Puluhan perempuan yang umumnya ibu-ibu rumah tangga pada Kamis pagi (4/7) bersemangat mengikuti kegiatan penyaluran dana stimulan pemulihan ekonomi pasca bencana alam di Sulawesi Tengah yang digelar di kawasan huntara Duta Indah, Kelurahan Layana Indah di Kota Palu.
Kegiatan itu, yang diinisiasi oleh Yayasan Satu Karsa Indonesia bekerja sama dengan Child Fund Internasional, AKH Germany dan LPBI-NU, sudah berlangsung sejak Maret 2019. Tujuannya adalah membantu percepatan pemulihan ekonomi pasca bencana di Sulawesi Tengah, khususnya pemulihan mata pencaharian perempuan pengusaha mikro penyintas bencana.
Iwan Setiyoko dari Yayasan Satu Karsa Karya dari Jawa Tengah itu kepada VOA mengatakan program itu digagas karena banyak penyintas bencana – khususnya perempuan – ingin membangkitkan kembali usaha yang mereka lakukan sebelum bencana alam. Namun mereka menemui kendala karena tak kunjung memiliki modal usaha yang cukup.
“Jadi mereka ini sebenarnya banyak yang punya usaha tetapi pingin usaha lagi, bangkit lagi secara ekonomi itu. Secara aset permodalan mereka tidak memiliki itu sehingga mereka berhenti padahal secara dampak keluarga perekonomian pendapatan dari suaminya juga berhenti sehingga keluarga ini tidak bisa mendapatkan pendapatan untuk keluarganya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari” kata Iwan Setiyoko.
Target 555 Perempuan Kembali Berdayakan Usaha Kecil
Lebih jauh ia menjelaskan target program itu adalah mengembalikan mata pencaharian 555 perempuan yang tergabung dalam 20 kelompok perempuan pengusaha mikro yang tersebar di 9 desa/kelurahan di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala.
Setiap kelompok mendapatkan pendampingan secara efektif dan efisien termasuk sejak penyusunan rencana usaha (business plan) sebagai panduan dalam pengelolaan usaha yang akan dijalankan ke depannya. Selain itu, untuk mengakselerasi pengembangan usaha yang dijalankan, mereka akan diberikan stimulan modal baik secara perorangan maupun kelompok yang secara keseluruhan berjumlah Rp 1,43 miliar.
“Produk-produknya itu ada yang bikin kue, ada yang jualan es, ada yang kios dan lain sebagainya. Pokoknya kita sesuaikan dengan pengalaman mereka sebelumnya – sebelum bencana – karena kita inginnya ketika mulai dari yang mereka sudah mulai itu biasanya kan lebih mudah dari pada mulai usaha yang baru” jelasnya .
Perempuan Penyintas Bencana Bersyukur Bisa Mulai Usaha Lagi
Jein Inkiriwang (45 tahun), salah seorang ibu rumah tangga, mengatakan bantuan modal usaha yang didapatkannya itu akan memungkin ia mengembangkan usaha kios yang telah dilakukannya selama ia tinggal di hunian sementara, di mana ia dapat menutupi kebutuhan sehari-hari keluarganya yang berjumlah lima orang.
“Saya pribadi bersyukur karena bantuan ini membantu saya untuk modal usaha kedepan untuk menambah pendapatan keluarga. Usaha jualan kios,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Siti Mutmainah (46 tahun), seorang ibu rumah tangga yang kini berupaya membantu mencari nafkah untuk keluarganya dengan usaha kecil-kecilan sejak masih berada di shelter pengungsian hingga kini ia menempati Hunian Sementara.
Ia menceritakan terjangan tsunami di teluk Palu pada 28 September 2018 silam membuat ia kehilangan tempat tinggal sekaligus tempatnya berjualan mebel atau perabotan rumah tangga dengan omzet per bulan antara Rp 15 hingga Rp 20 juta.
“Dulunya sebelum tsunami, saya buka mebel. Tapi kan karena kendalanya modal kita belum ada jadi ada diberikan modal ini, kecil saya buka kios. Sebelum dari dapat modal ini sayapun sudah buka jualan kecil-kecilan, jualan pop ice, masih di shelter, akhirnya saya kembangkan lagi jadi kios,” ungkap Siti.
Eda Nurely, Kepala Dinas Koperasi dan UMK Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan setidaknya 25 persen dari jumlah sembilan ribu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah terdampak akibat bencana alam baik yang berada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.
“Khusus untuk Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala) ya sekitar dua ribu tiga ratus sekian dari sembilan ribu sekian, makanya 25 persen itu dari Pasigala,” jelas Eda Nurely
Ia mengatakan selain bantuan permodalan yang berasal dari pemerintah pusat, pihaknya juga melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan bagi para pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai di Palu, Sigi dan Donggala. (yl/em)