Pertanyaan-pertanyaan yang rumit mengenai reinkarnasi jarang memengaruhi kebijakan politik secara langsung. Namun banyak pihak yang merasa cemas bahwa proses pemilihan pengganti Dalai Lama Tibet bisa menimbulkan ketegangan di wilayah regional.
Pemimpin spiritual berusia 88 tahun, Tenzin Gyatso, tidak menunjukkan indikasi sedang mengalami masalah kesehatan yang serius. Ia bahkan mengatakan mendapat petunjuk lewat mimpi bahwa dapat hidup hingga usia 113 tahun.
Namun, muncul pertanyaan tentang siapa pengganti pemimpin spiritul itu kelak. Isu regenerasi kepemimpinan itu mencuat ketika rakyat Tibet pada Minggu (3/5) memperingati 65 tahun pemberontakan yang gagal melawan pasukan China yang berujung dengan pengasingan Dalai Lama ke India.
Aktivis Tibet sangat menyadari bahwa kematian Dalai Lama akan menandai kemunduran besar dalam upayanya untuk memperluas otonomi di wilayah Himalaya.
Hal itu akan menghapus tujuan Dalai Lama. Ajaran moral dan humor yang khas menjadikan pemenang Hadiah Nobel itu sebagai salah satu tokoh agama yang paling dihormati di seluruh dunia.
Banyak pihak yang berharap China akan menunjuk penggantinya.
Hal tersebut memperbesar kemungkinan munculnya calon pesaing untuk posisi yang telah ada selama enam abad, termasuk kandidat yang didukung oleh warga Tibet yang tinggal di pengasingan di India, serta pesaing dari wilayah China yang letaknya cukup dekat.
Ketegangan antara dua negara terpadat di dunia tersebut telah berkobar setelah meletusnya bentrokan perbatasan Himalaya yang mematikan pada 2020.
Berikut, AFP menjelaskan bagaimana isu politik dapat berdampak pada pertanyaan tentang reinkarnasi.
Reinkarnasi atau Emanasi?
Meskipun jenazah para Dalai Lama sebelumnya telah dikuburkan di gundukan stupa, masyarakat Tibet percaya bahwa jiwa mereka tetap hidup, hidup dalam wujud baru atau reinkarnasi.
Para biksu Tibet secara tradisional memilih Dalai Lama melalui pencarian ritual yang bisa memakan waktu bertahun-tahun. Mereka mencari tanda-tanda bahwa seorang anak adalah reinkarnasi dari pemimpin spiritual yang pertama kali lahir pada 1391.
Dalai Lama ke-14, yang tinggal di pengasingan di Kota Dharamsala di India utara sejak pemberontakan yang gagal pada 1959, telah mengungkapkan kemungkinan dilakukannya suksesi secara non-tradisional.
Dia mengakhiri kekuasaan politiknya pada 2011 dan mendukung pemerintahan terpilih Tibet di pengasingan.
Dalai Lama pernah mengindikasikan bahwa dirinya mungkin akan bereinkarnasi dalam wujud anak perempuan atau mungkin dia adalah Dalai Lama terakhir. Pernyataan Dalai Lama itu membuat Beijing ketar-ketir.
Alih-alih reinkarnasi – di mana jiwa kembali pada bayi yang baru lahir – ada juga kemungkinan menarik “emanasi sebelum kematian”.
Dalam hal ini, masyarakat Tibet percaya roh Dalai Lama dapat berpindah ke penerusnya yang sudah dewasa.
“Ada kemungkinan bagi Lama untuk menunjuk penggantinya yang merupakan muridnya atau seseorang yang masih muda yang diakui sebagai emanasinya,” kata Dalai Lama pada 2011.
Apa yang akan Dilakukan China?
Pemerintah China secara resmi menganut ateis. Mereka menyebut Dalai Lama sebagai separatis.
Pada 1995, Beijing menahan seorang anak yang diakui Dalai Lama sebagai Panchen Lama – tokoh agama berpengaruh lainnya.
Sementara itu, China memilih seorang anak lain untuk menjadi Panchen Lama.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menggambarkan anak laki-laki yang ditahan itu sebagai tahanan politik termuda di dunia, dan keberadaannya masih belum diketahui.
Dalai Lama bertekad penggantinya tidak akan mengalami nasib serupa.
“Tidak ada pengakuan atau penerimaan yang boleh diberikan kepada kandidat yang dipilih untuk tujuan politik oleh siapa pun, termasuk mereka yang berada di Republik Rakyat China,” katanya pada 2011.
“Sangat tidak pantas bagi komunis China yang secara eksplisit menolak gagasan kehidupan masa lalu dan masa depan... untuk ikut campur dalam sistem reinkarnasi,” tambahnya.
Dia juga telah terlebih dahulu menolak anggapan bahwa nama penggantinya harus diambil dari “Guci Emas” yang dikontrol oleh Beijing. Ia mengatakan bahwa praktik itu “tidak memiliki kualitas spiritual”.
Sementara itu, India, yang telah lama menampung puluhan ribu warga Tibet di pengasingan, diperkirakan akan terus memberikan dukungannya dan mendukung penggantinya yang disetujui dalam proses yang ditetapkan oleh Dalai Lama.
Namun hal ini dapat meningkatkan ketegangan antara negara-negara tetangga, yang telah bentrok di wilayah perbatasan yang diperebutkan, termasuk Ladakh, yang merupakan rumah bagi populasi Tibet yang cukup besar.
Apa Kata Dalai Lama?
Dalai Lama berjanji untuk menulis "surat prediksi" untuk diikuti para biksu pada perayaan ulang tahunnya yang ke-90 pada 2025.
Dia mengatakan tanggung jawab untuk memilih penggantinya "terutama" berada di tangan Gaden Phodrang Trust, sebuah yayasan yang berkantor pusat di Zurich.
Namun dia juga menyatakan bahwa dia mungkin adalah Dalai Lama terakhir.
“Jika saya meninggal sebelum warga Tibet mendapatkan kembali kebebasannya, maka masuk akal untuk berasumsi bahwa saya akan dilahirkan di luar Tibet,” tulisnya dalam otobiografinya, “Freedom in Exile”.
“Tentu saja, bisa jadi pada saat itu rakyat saya sudah tidak lagi membutuhkan Dalai Lama, sehingga mereka tidak akan repot-repot mencari saya,” tambahnya.
“Jadi saya mungkin terlahir kembali sebagai serangga, atau hewan – apa pun yang paling bernilai bagi sebagian besar makhluk hidup,” kata Dalai Lama. [ah/ft]
Forum