Ribuan warga sipil melarikan diri dari kawasan Hammouriyeh di kota Ghouta yang dikuasai pemberontak hari Kamis (15/3), sementara militer Suriah terus melakukan serangan terhadap kubu pertahanan penting terakhir di kawasan itu, sebut Syrian Observatory for Human Rights.
Direktur Observatory Rami Abdulrahman mengatakan itu adalah eksodus warga terbanyak dari kawasan terkepung di dekat Damaskus itu sejak pasukan pemerintah memulai serangan untuk merebut kembali daerah tersebut bulan lalu.
Setelah militer Suriah membuka jalan menyusul gerak maju mereka pada larut malam, warga sipil tampak melarikan diri ke daerah yang dikuasai pasukan pemerintah. Mereka tampak melarikan diri dengan berjalan kaki, mobil dan sepeda motor.
Baca juga: Pasukan Suriah Kepung Kota Harasta yang Dikuasai Pemberontak
Sejumlah warga yang terluka dan sakit dievakuasi awal pekan ini dari Ghouta Timur, yang terbagi menjadi tiga daerah yang dikelilingi oleh ofensif pasukan pemerintah.
Dua puluh lima truk pembawa bantuan kemanusiaan memasuki daerah kekuasaan pemberontak di bagian utara dan menuju ke kota Douma, sebut Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
ICRC menambahkan konvoi itu mengangkut cukup banyak bantuan bagi 26.100 orang untuk satu bulan serta berbagai barang lainnya.
Observatory semalam juga menyatakan bahwa puluhan serangan udara dan pengeboman menggempur wilayah kantong di bagian selatan Ghouta Timur.
Rusia dan Suriah telah menyatakan pasukan mereka hanya menarget militan bersenjata dan berupaya menghentikan serangan mortir pemberontak yang telah menewaskan puluhan orang di daerah tersebut. Kedua negara itu menyalahkan pemberontak yang menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, sebuah tuduhan yang telah dibantah pemberontak. [uh/ab]