Bulan-bulan seputar Ramadan selalu memberi kesan tersendiri bagi Ahmad Najmuddin Sidiq. Paling tidak dalam empat tahun terakhir ini, ia selalu diundang datang ke Amerika untuk melakukan dakwah keliling negeri Paman Sam.
“Saya pernah diundang ICMI ke empat kota. Kemudian diundang masyarakat muslim New York ke-17 kota. Kali ini masyarakat Muslim Las Vegas mengundang saya ke-11 kota,” ujar Ahmad.
Bagi Ustadz Ahmad, dakwah keliling Amerika yang sering juga disebut Safari Ramadan ini memperluas pemahamannya mengenai bagaimana dunia melihat Islam. Ia tidak hanya bisa bertemu masyarakat Muslim Indonesia di berbagai penjuru Amerika, tetapi juga masyarakat Muslim Amerika lainnya serta warga Amerika non-Muslim yang ingin tahu ataupun mengenal lebih jauh mengenai Islam.
Menurutnya, banyak persepsi keliru mengenai ajaran Islam yang tak jarang memberi kesan negatif. Melalui dakwah-dakwahnya, ia ingin meluruskan hal itu.
“Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Islam membenarkan poligami. Seorang pria Islam bisa beristri dua atau tiga. Itu keliru. Saya tunjukkan ayat yang menjelaskannya. Poligami itu hanya dibolehkan pada situasi darurat. Jangan sampai orang menjelek-jelekan Islam karena pemahaman yang keliru,” paparnya.
Ahmad juga mengatakan bahwa dakwah keliling Amerika yang dilakukannya adalah untuk memperkuat keimanan masyarakat Muslim dan mendorong mereka untuk mempraktikkan toleransi beragama.
Ahmad Najmuddin Sidiq hanyalah salah satu dari segelintir ulama yang diundang ke Amerika untuk melakukan dakwah keliling Amerika. Setiap tahunnya, banyak perkumpulan Muslim asal Indonesia di berbagai penjuru Amerika yang mengundang para penceramah asal Indonesia untuk datang berdakwah seputar waktu Ramadan. Mereka mengundang para penceramah atas inisiatif sendiri atau dengan dengan sponsor organisasi Muslim, seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), atau perwakilan pemerintah Indonesia seperti Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal.
Masyarakat Muslim Indonesia di Los Angeles, sebagai contoh, tahun ini mengundang tiga penceramah untuk melakukan dakwah keliling Amerika. Mereka, Muslih Abdul Karim, Marhaban, dan Syamsul Arifin, secara bergantian mengisi kegiatan dakwah keling yang telah dimulai 24 Juni lalu dan akan berakhir awal September mendatang.
Tidak seperti dugaan banyak orang, menurut Farhad Ambadar, Ketua Masjid Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles, menghadirkan para penceramah ke Amerika mudah untuk dilakukan. Farhad, yang juga menjadi Koordinator Kegiatan Keislaman Masyarakat Muslim Los Angeles, mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi hanyalah saat pertama kali para penceramah masuk ke Amerika. Mereka sering diberondong banyak pertanyaan dan harus melalui proses imigrasi yang relatif lama.
Untuk mencegah hal-hal-hal yang tidak diinginkan, para penceramah biasanya juga mendapatkan semacam petunjuk atau rambu-rambu sebelum memulai dakwah keliling.
“Kita selalu menekankan kepada para ustad untuk tidak berceramah mengenai politik. Kita menganjurkan mereka berceramah mengenai akidah, ahlak, perilaku dan toleransi beragama. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara Islam dam agama lain, kita harus dapat berkerjasama dengan mereka yang tidak seagama,” tutur Ambadar.
Tak heran bila topik-topik yang diangkat para penceramah, misalnya adalah persepsi tentang tobat, rahasia kekuatan bersyukur, spirtualitas Ramadan, serta hak dan kewajiban bertetangga.
Perjalanan dakwah keliling Amerika mencakup banyak kota di negara bagian yang berbeda. Muslim Abdul Karim, contohnya, dijadwalkan berceramah di kota, Houston, San Francisco, Las Vegas, New York, Boston, Washington DC dan Los Angeles. Perjalanan ini ditempuhnya mulai 29 Juli lalu hingga 30 Agustus mendatang.