Untuk pertama kali sejak 18 November, para pejabat kesehatan Selandia Baru pada Minggu (24/1) mulai menyelidiki kemungkinan kasus penyebaran virus corona dalam masyarakat.
Penyebaran dalam komunitas terjadi ketika seseorang terjangkit virus corona tanpa kontak dengan orang yang diketahui sakit atau tanpa perjalanan ke wilayah yang terdampak.
Dengan karantina wilayah yang ketat, Selandia Baru hampir memberantas virus corona. Kasus-kasus baru selama ini hanya ditemukan pada warga yang baru melakukan perjalanan dan menjalani karantina. Hingga Minggu (24/1), terdapat 79 kasus semacam itu. Tapi varian baru dari Inggris dan Afrika Selatan telah ditemukan diantara kasus-kasus itu, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya lagi penyebaran dalam komunitas.
Selandia Baru diperkirakan baru selesai memvaksinasi sebagian besar populasinya pada pertengahan tahun ini.
Menurut data Universitas Johns Hopkins, hingga Sabtu (23/1) siang, terdapat 98,7 juta orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia dan 2,1 juta di antaranya meninggal. AS mencatat hampir 25 juta kasus itu dan lebih dari 417.000 kematian.
Hingga Sabtu (23/1) siang, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan 17.390.345 orang telah menerima satu atau lebih dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin bisa membantu mengendalikan pandemi global. Kini vaksin sedang dilakukan di lebih dari 50 negara. Namun, dia mengatakan Kamis (21/1), semua kecuali dua dari negara-negara itu adalah negara kaya dan menengah.
"Kita harus bekerja sama sebagai keluarga global untuk menjamin pembagian vaksin yang mendesak dan merata," katanya. [vm/ah]