Dalam seminggu penuh pertamanya menjabat, Presiden Amerika Joe Biden memusatkan perhatian pada membatalkan beberapa kebijakan pemerintahan Trump dan mengungkap rencananya mengatasi pandemi COVID-19 serta ekonomi, imigrasi, dan perubahan iklim.
Presiden Joe Biden mulai menjabat pada 20 Januari dengan pesan untuk mempersatukan bangsa.
Dalam seminggu penuh pertamanya menjabat, Biden, dari Partai Demokrat, telah mengubah banyak kebijakan yang diberlakukan pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, tentang kebijakan energi, kebijakan luar negeri, imigrasi, dan bidang lain. Sebagian besar memenuhi janji kampanye Biden.
Namun, Senator Marco Rubio mengkritik, dan mengungkapkan pandangannya, yang juga pandangan sesama anggota Partai Republik, bahwa Biden melakukan apa yang disebutnya "perselisihan eksekutif."
“Kita sekarang memiliki presiden yang berbicara seperti orang yang berhaluan tengah tetapi memerintah dari kiri jauh dan kita tidak akan bisa diam saja membiarkan semua ini terjadi.”
Beberapa pengamat mengatakan tindakan Biden menandakan bahwa pemerintahannya akan bertentangan dengan Trump.
Julia Azari adalah profesor madya di Marquette University.
“Ini adalah sinyal untuk benar-benar bergerak ke arah yang berbeda dari pemerintahan sebelumnya dan jelas itu tidak akan terjadi tanpa timbul perpecahan. Tetapi juga, ada sejumlah jajak pendapat yang menunjukkan bahwa banyak dari kebijakan ini cukup popular.”
Menurut pengamat presiden, seruan Biden bagi persatuan dan langkah-langkah awal kebijakannya, mencerminkan pendekatan yang diambil mantan Presiden Barack Obama, yang mulai menjabat ketika Amerika dilanda krisis keuangan.
Biden menghadapi krisis berbeda: pandemi COVID-19, yang sejauh ini menewaskan lebih dari 430.000 orang di Amerika, dan ekonomi yang porak poranda. Melihat sejarah, Biden menghadapi jalan yang sulit di depan.
Nicholas Beauchamp adalah asisten profesor ilmu politik pada Northeastern University.
“Terkait Obama, menurut saya, pesan yang ada tidak selalu berhasil dalam hal menyatukan kanan dan kiri. Dan menurut saya, sekarang, ini juga tidak akan berhasil dengan baik. Yang harus dilihat adalah bahwa ini adalah situasi sulit terbaik untuk menyatukan bangsa yang sangat terpecah saat ini.”
Seruan Biden bagi persatuan adalah upaya menyatukan bangsa untuk bersama menjunjung nilai-nilai demokrasi, meskipun ia mengubah kebijakan yang membuat marah banyak orang Republik. [ka/jm]