Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Sabtu (27/8) tidak merinci pengarahan yang diterima Biden dari tim keamanan nasionalnya mengenai kemungkinan serangan berikutnya, sehari setelah seorang pembom bunuh diri menewaskan 13 warga AS dan sejumlah warga Afghanistan di luar bandara.
"Yang saya sampaikan dalam pernyataan adalah tim keamanan nasional bertemu pagi ini memberi tahu presiden dan wakil presiden kemungkinan serangan teror berikutnya di Kabul, dan oleh karenanya pasukan kami mengambil langkah-langkah perlindungan maksimum di bandara Kabul dan di daerah sekitarnya," kata Psaki.
Sekitar 114.000 orang telah meninggalkan Afghanistan melalui evakuasi yang dipimpin AS sejak Taliban kembali berkuasa dua minggu lalu, dan operasi itu mereda meskipun negara-negara Barat mengatakan ribuan orang kemungkinan masih tertinggal di negara itu.
Operasi evakuasi yang kacau dan putus asa menjadi "berlumur darah", Kamis (26/8) ketika seorang pembom bunuh diri dari afiliasi ISIS lokal menargetkan pasukan AS yang menghentikan kerumunan besar orang memasuki bandara.
Lebih dari 100 orang tewas dalam serangan itu, termasuk 13 tentara AS, memperlambat pengangkutan udara menjelang tenggat waktu evakuasi Biden yang akan berakhir Selasa (31/8).
Pentagon, Sabtu mengatakan serangan balasan menggunakan pesawat tak berawak telah menewaskan dua jihadis "senior" ISIS di Afghanistan timur, tetapi Biden, Sabtu memperingatkan situasi yang semakin berbahaya di Afghanistan.
"Misi yang dilakukan di sana berbahaya dan kini mengalami kerugian besar dengan tewasnya personil AS dan merugikan misi pentingnya karena mereka terus mengevakuasi orang-orang untuk keluar dari wilayah itu, keluar dari bandara, mengevakuasi lebih dari 12.000 orang lagi keluar dari bandara dalam 24 jam terakhir,” ujar Biden.
Kedutaan AS di Kabul telah mengeluarkan peringatan adanya ancaman yang kredibel di area tertentu di bandara, termasuk akses ke gerbang bandara.
Minggu sore, sebuah ledakan keras terdengar berasal dari utara kota Kabul yang menurut seorang pejabat keamanan pemerintahan yang digulingkan, adalah roket yang menghantam sebuah rumah. Belum ada rincian mengenai serangan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, ISIS cabang Afghanistan-Pakistan melakukan beberapa serangan paling mematikan di kedua negara ini.
Mereka membantai warga sipil di masjid, alun-alun, sekolah, dan bahkan rumah sakit.
Meskipun ISIS dan Taliban sama-sama pengikut aliran Islam-Sunni garis keras, mereka bermusuhan satu sama lain, dan masing-masing mengklaim sebagai pendukung jihad yang sesungguhnya. [my/jm]