Tiga ledakan terpisah, yang dipicu oleh sejumlah bom tempel yang dipasang di mobil, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai lima lainnya, Selasa (2/2), di ibu kota Afghanistan, kata seorang pejabat polisi Kabul.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Bom pertama yang dipasang pada sebuah kendaraan militer di Kabul Tengah melukai dua personel militer, kata Ferdus Faramarz, juru bicara Kepala Polisi Kabul.
Satu jam kemudian, bom kedua, di bagian utara kota, meledak dan menewaskan dua orang dan melukai dua lainnya. Ledakan bom ketiga melukai satu orang di Kabul Barat.
Faramarz mengatakan polisi sedang menyelidiki serangan bom berturutan itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas berbagai serangan di Kabul, termasuk sekolah dan lembaga pendidikan yang menewaskan 50 orang, kebanyakan dari mereka adalah pelajar. ISIS juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket pada Desember lalu yang menarget pangkalan utama AS di Afghanistan. Tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Pada hari Senin (1/2), sebuah laporan dari pengawas pemerintah AS, Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, yang dikenal sebagai SIGAR, mengatakan bahwa serangan Taliban di ibu kota Afghanistan, Kabul juga meningkat. Taliban meningkatkan serangannya yang menarget para pejabat pemerintah, pemimpin masyarakat sipil dan jurnalis.
Kekerasan di Afghanistan berlangsung sementara para perwakilan Taliban dan pemerintah Afghanistan pada bulan lalu melanjutkan kembali pembicaraan damai di Qatar, negara Teluk Arab di mana kelompok pemberontak itu memiliki kantor perwakilan.
Pembicaraan yang kerap terhenti itu bertujuan untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade, tetapi frustrasi dan kekhawatiran kian berkembang karena lonjakan kekerasan baru-baru ini, dan kedua belah pihak bersikap saling menyalahkan. [ab/uh]