Presiden Joko Widodo ikut ambil bagian dalam penyeruan penghentian perang setelah Rusia melancarkan serangan pertamanya pada Ukraina, pada Kamis (23/2), di mana ledakan terdengar di beberapa wilayah termasuk di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Melalui akun Twitternya, Jokowi meminta perang yang terjadi agar dihentikan, tanpa merujuk kepada pihak tertentu.
“Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” ujar Jokowi lewat akun Twitternya @Jokowi, pada Kamis (24/4) sore.
Sayangnya, banyak publik yang merasa bahwa pernyataan dalam tweet tersebut tidak terlalu kuat dalam merespon situasi memanas yang terjadi di Ukraina.
Banyak pengguna Twitter yang akhirnya menjadikan tweet tersebut meme semata.
Sebelumnya lewat media sosial yang sama, Jokowi juga sempat mengemukakan kekhawatirannya mengenai situasi yang terjadi di Ukraina. Ia mengatakan bahwa upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina harus dilakukan dengan cepat dan tidak bisa ditunda lagi.
“Saya memiliki pandangan yang sama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan. Tetapi, upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda,” tegasnya.
Presiden juga sempat menyinggung bahwa semua pihak harus menahan diri, dan ketegangan harus segera dihentikan.
“Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi, “ tuturnya.
“Saatnya dunia bersinergi dan berkolaborasi menghadapi pandemi. Saatnya kita memulihkan ekonomi dunia, mengantisipasi kelangkaan pangan, dan mencegah kelaparan,” tambahnya.
Sementara itu, puluhan warga Indonesia di Ukraina kini telah mengungsi ke Kedutaan Besar Indonesia di Kyiv pasca serangan pertama Rusia pada Kamis (24/2). [gi/rs]