Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Fayssal Mekdad mengatakan kepada Organization for the Prohibition of Chemical Weapons atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia OPCW, “kami ingin menyatakan bahwa kami tidak pernah menggunakan klorin atau bahan kimia beracun lain dalam insiden atau operasi apapun di Suriah sejak dimulainya krisis hingga hari ini.”
Lebih dari 99% dari 1.300 ton senjata kimia yang diumumkan Suriah ketika bergabung dengan OPCW tahun 2013 telah dimusnahkan. Tetapi seorang utusan Uni Eropa Jacek Bylica mengecam Suriah dalam pertemuan tahunan di Den Haag hari Senin yang mengawasi penghancuran senjata beracun tersebut, atas apa yang disebutnya sebagai “kesenjangan dan kontradiksi” dalam daftar senjata kimia yang diumumkan Suriah kepada OPCW.
Bylica dari Luksemburg menunjukkan rasa tidak yakin bahwa pemerintah Presiden Bashar Al Assad telah memusnahkan seluruh cadangan senjata kimia tersebut.
Serangan kimia mematikan atas kota Ghouta di pinggiran Damaskus tahun 2013 memicu tekanan internasional terhadap Suriah agar bergabung dengan OPCW. Pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak saling menyalahkan atas terjadinya serangan yang menewaskan ratusan orang itu.
Tim OPCW sedang mengkaji ulang dafar bahan kimia yang diumumkan Suriah tersebut. [em]