Keberhasilan menembus dunia perfilman Hollywood, dengan beberapa film yang telah dibuatnya, yaitu "Brush with Danger dan Insight", mendorong Livi Zheng untuk membuat film yang mengangkat cerita dari tanah airnya sendiri.
Perempuan kelahiran Blitar, Jawa Timur, 27 tahun lalu ini, tertarik mengangkat budaya balapan Sapi, atau Karapan Sapi di Madura, yang sarat cerita dan nilai budaya.
Melalui film tentang Karapan Sapi ini, Livi ingin menunjukkan kekayaan budaya Indonesia dan keindahan alamnya ke orang-orang di luar negeri.
“Harus bisa bersaing dengan film Hollywood lainnya, dan saya inginnya lebih memperkenalkan Indonesia, karena Indonesia itu sebenarnya sangat unik dan banyak banget yang menarik dari sini. Bukan hanya saya yang merasa gitu, orang luar pun yang sudah pernah ke Indonesia semuanya bilang gitu, jadi memang bagus banget untuk mengangkat Indonesia di film,” kata Livi Zheng.
Livi mengatakan, memunculkan ide film tentang Karapan Sapi di Madura yang unik dan khas di Hollywood bist menarik minat pasar film di Amerika Serikat.
“Kalau di Amerika untuk film lokal terlalu banyak saingan, jadi banyak banget saingannya, walau pun film lokal, apalagi kita sebagai pendatang, makanya jauh lebih sulit tingkat kesulitannya. Kita harus bikin film yang unik dan gak kalah dengan mereka,” lanjutnya.
Film ini, katanya, akan mengangkat kisah dibalik budaya balapan hewan ternak di Madura, yang diikuti banyak cerita dan fakta yang tidak dapat dipisahkan, seperti perjudian yang bebas dilakukan oleh kelas sosial tertentu. Film ini juga dibumbui aksi laga yang dikemas oleh aktor dan koreografer aksi laga terkenal, Yayan Ruhian.
Yayan yang sempat terlibat dalam beberapa film Hollywood, di antaranya "Star Wars Episode VII: The Force Awakens" mengungkapkan, aksi laga yang akan mewarnai film Karapan Sapi ini akan memasukkan karakter bela diri khas Madura.
“Yang saya tetap antisipasi adalah dalam pembentukan coreo fightingnya, itu pun untuk fightingnya sendiri tetap saya harus menjaga agar karakter fightingnya itu tidak lepas dari karakter beladiri yang ada di Madura,” kata Yayan Ruhian, Koreografi Fighting.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengapresiasi niat Livi Zheng yang ingin membuat film berlatar belakang budaya Jawa Timur, khususnya Madura. Melalui film ini diharapkan nilai dan semangat hidup masyarakat Madura bisa dijadikan inspirasi.
“Madura itu adalah salah satu sub kultur di Jawa Timur yang memiliki kekhasan. Di dalam masyarakat Madura banyak semangat-semangat kompetisi, semangat bertahan hidup, yang layak untuk dijadikan inspirasi. Maka itu saya mengapresiasi ketika Livi ingin mengangkat sesuatu yang merupakan bagian dari ikon masyarakat Madura yaitu Karapan Sapi untuk diangkat ke pentas internasional,” kata Saifullah Yusuf, Wakil Gunernur Jawa Timur.
Lebih jauh Saifullah Yusuf berharap, film garapan sutradari Hollywood ini akan dapat memperkenalkan Jawa Timur, khususnya Madura, ke dunia internasional. Melalui film ini, dunia pariwisata Jawa Timur diyakini akan mengalami peningkatan dan kemajuan.
“Harapan saya ini bisa mengangkat nama Jawa Timur, lebih-lebih nanti pada akhirnya adalah sektor pariwisata, karena pariwisata adalah masa depan kita. Kita ini antara Bali dan Yogyakarta, masih dilewati terus, padahal di tengah ini banyak sesuatu yang gak ada di Bali, gak ada di Yogyakarta, termasuk salah satunya Karapan Sapi ini. Jadi dalam jangka panjang sebenarnya ini adalah mengangkat dunia pariwisata kita,” lanjutnya. [pr/ab]