Pemilihan berlangsung cukup lancar ketika jutaan warga AS mendatangi tempat-tempat pemungutan suara pada hari terakhir untuk memberikan suara mereka dalam pemilu paruh waktu, meski ada kekhawatiran soal kekerasan dan gangguan lain.
Para pejabat dari berbagai instansi AS, serta para pejabat pemilu negara bagian dan lokal, telah bersiap-siap mengantisipasi segala macam masalah, dari serangan siber atau pertikaian, hingga misinformasi yang mengirim pemilih ke TPS yang keliru.
Tapi, terlepas dari gangguan teknis yang umum, proses voting dalam beberapa jam pertama berlangsung tanpa insiden.
"Saya tegaskan. Kami tetap tidak melihat adanya ancaman spesifik atau kredibel untuk mengganggu infrastruktur pemilu" kata seorang pejabat senior Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) kepada para wartawan pada Selasa (8/11) dalam jumpa pers.
Terlepas dari penilaian awal yang positif itu, para pemilih AS mengaku mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah.
Menurut sebuah jajak pendapat Economist/YouGov baru-baru ini, sekitar separuh warga AS (51%) mengatakan kekerasan di TPS mungkin atau sangat mungkin terjadi. Jajak pendapat itu, yang menanyai 1.500 orang dewasa antara 29 Oktober dan 1 November, mendapati sekitar separuh warga AS (51%) juga meyakini akan ada campur tangan negara asing. [vm/lt]
Forum