Terinspirasi oleh demonstrasi yang melumpuhkan ibu kota Kanada selama berminggu-minggu, pengemudi truk AS, Rabu (23/2) berencana memulai perjalanan lintas negara sejauh 4.000 km menuju ibu kota Washington D.C. untuk memrotes pembatasan virus corona.
Penyelenggara "People's Convoy (Konvoi Rakyat)" mengatakan mereka ingin memulihkan kembali ekonomi dan membuka kembali AS. Menurut sebuah pernyataan, perjalanan 11 hari mereka akan mendekati Beltway di sekitar ibu kota AS pada 5 Maret "tetapi tidak akan langsung menuju (Washington) DC".
Pentagon hari Selasa (22/2) mengatakan telah menyetujui 400 pasukan Garda Nasional DC untuk "memberikan dukungan di pos lalu lintas yang ditunjuk, menyelenggarakan komando dan kontrol, dan memenuhi kebutuhan logistik" dari 26 Februari hingga 7 Maret.
Sekitar 50 kendaraan taktis besar juga disetujui untuk ditempatkan di pos-pos lalu lintas.
Brian Brase, seorang sopir truk dan salah seorang penyelenggara protes , mengatakan di mana pun truk berhenti "mereka tidak akan kemana-mana" sampai tuntutan kelompok itu dipenuhi. Tuntutan itu termasuk penghentian vaksin COVID-19 dan persyaratan masker.
Sebagian besar negara bagian AS sudah melonggarkan beberapa pembatasan. Di California, tempat konvoi dimulai, persyaratan masker universal dicabut minggu lalu sementara masker untuk orang yang divaksinasi hanya diperlukan di area berisiko tinggi seperti angkutan umum, sekolah, dan tempat perawatan kesehatan.
Konvoi lain diperkirakan akan meninggalkan Scranton, Pennsylvania - kampung halaman Presiden Joe Biden - pada Rabu pagi dan tiba di jalan bebas hambatan 495 Beltway di Washington sekitar sore hari.
Penyelenggara Bob Bolus mengatakan kepada WJLA news, afiliasi ABC di Washington, bahwa konvoinya tidak berniat melanggar hukum atau menghalangi lalu lintas, tetapi memperingatkan ini bisa terjadi jika tuntutan mereka mengenai mandat pandemi dan biaya bahan bakar tidak dipenuhi
"Mereka tidak akan bisa mengintimidasi kami dan mereka tidak akan bisa mengancam kami. Kamilah yang menjadi kekuatan, bukan mereka," katanya.
Di Kanada, protes terkait pandemi menutup jalan-jalan di ibu kota Ottawa selama lebih dari tiga minggu dan menutup lalu lintas darat tersibuk antara Kanada dan Amerika yaitu Jembatan
Ambassador yang menghubungkan Detroit, Michigan dan Windsor, Ontario - selama enam hari.
Perdana Menteri Justin Trudeau memberlakukan wewenang darurat yang jarang digunakan untuk mengakhiri protes, dan polisi Kanada memulihkan suasana normal di Ottawa selama akhir pekan.
"Kami merencanakan untuk tinggal sebentar dan berharap mereka tidak meningkatkannya seperti yang dilakukan Trudeau dengan kebijakan berlebihan pemerintahnya yang menjijikkan," kata Brase dari Adelanto, California, tempat konvoi akan dimulai, sekitar 130 km timur laut Los Angeles. .
Brase mengharapkan ribuan, mungkin puluhan ribu, akan berpartisipasi. Penyelenggara menyebut konvoi ini sebagai nonpartisan, dipimpin pengemudi truk, dan didukung oleh berbagai etnis minoritas dan keyakinan agama.
Pertumbuhan ekonomi di Amerika - seperti di negara-negara lain - terhenti oleh pemberlakuan penutupan wilayah pada tahun 2020 untuk mengekang penyebaran virus corona.
Departemen Perdagangan pada Januari melaporkan ekonomi telah berkembang pesat sejak pemerintah federal memberikan bantuan triliunan dolar, tumbuh 5,7% pada 2021, terkuat sejak 1984 meskipun dari yang terendah pada 2020.
Sementara itu, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja pengangguran mencapai 4%, mendekati tingkat 3,5% pada Februari 2020, tepat sebelum pandemi terjadi. Tetapi hambatan terkait dengan rantai pasokan dan inflasi tetap ada.
"Sekarang saatnya untuk membuka kembali negara ini," kata penyelenggara protes dalam sebuah pernyataan.
Di antara tuntutan lainnya, para pengunjuk rasa ingin segera mengakhiri keadaan darurat yang telah diperpanjang Gubernur Gavin Newsom di California - negara bagian terpadat AS dan salah satu ekonomi terbesar di dunia.
Di seluruh negeri, kasus COVID-19 baru dan rawat inap karena virus corona telah turun dari rekor tertinggi sebulan lalu, meskipun hampir 2.000 orang per hari masih meninggal akibat penyakit tersebut dan jumlah total kematian mendekati 1 juta sejak pandemi dimulai. [my/jm]