Trump – dalam beberapa pernyataan di Twitter-nya – kembali mempertanyakan temuan badan-badan inteljen Amerika bahwa Rusia berada di balik serangkaian pembocoran dokumen yang memalukan calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton menjelang pemilu 8 November.
Dokumen-dokumen yang dicuri dari Komite Nasional Partai Demokrat dan ketua tim kampanye Clinton – John Podesta – dibocorkan pada media menjelang pemilu itu. Salah satu email menunjukkan tim kampanye Clinton telah lebih dulu menerima pertanyaan yang akan diajukan dalam forum debat.
Trump hari Rabu (4/1) kembali mengirim sejumlah pesan di Twitter tentang isu peretasan itu, dengan mengatakan “pendiri WikiLeaks Julian Assange mengatakan 'seorang anak berusia 14 tahun pun bisa meretas akun Podesta.' Mengapa DNC begitu ceroboh? Assange juga mengatakan bukan Rusia yang memberinya informasi.”
Trump juga mengutip Assange ketika mengatakan kepada stasiun televisi Fox News bahwa liputan media tentang isu ini “sangat tidak jujur.”
“Ini benar-benar standar ganda. Media, seperti biasa, meloloskannya,” tulis Trump di Twitter.
Ketika ditanya wartawan apa komentar wakil presiden terpilih Mike Pence tentang pernyataan Trump itu, ia mengatakan presiden terpilih itu hanya sekedar “menyuarakan skeptimisme warga yang jujur dan sehat tentang kesimpulan badan inteljen” yang didengarnya.
“Melihat sejumlah kegagalan badan inteljen baru-baru ini, presiden terpilih telah menjelaskan pada warga Amerika bahwa ia skeptis dengan kesimpulan birokrasi itu,” tambah Pence.
Pence mengatakan kepada wartawan bahwa “saya kira warga Amerika mendengar pernyataan jelas dan tegas Trump.”
Trump dan Pence – yang akan dilantik pada 20 Januari nanti – dijadwalkan mendapatkan penjelasan dari pejabat-pejabat inteljen tentang isu peretasan itu hari Jum'at mendatang (6/1). Trump meminta agar penjelasan itu ditunda sehingga pejabat-pejabat inteljen punya lebih banyak waktu untuk merangkum temuan mereka.
“Briefing pejabat-pejabat inteljen tentang apa yang disebut sebagai “peretasan Rusia” ditunda hingga Jum'at, mungkin butuh lebih banyak waktu untuk merangkum temuan mereka. Sangat aneh,” tulis Trump hari Selasa (3/1).
NBC News mengutip seorang pejabat inteljen sebagai mengatakan sejak awal pemberian penjelasan itu memang akan dilakukan pada hari Jum'at. [em/al]