Keresahan muncul menyusul komentar kandidat presiden AS dari Partai Republik yang mempertanyakan kehadiran 80 ribu tentara Amerika di Asia Timur Laut.
Dalam wawancara dengan New York Times, Donald Trump mengatakan kehadiran pasukan Amerika di Korea Selatan “bukan jaminan kita akan menikmati perdamaian” di Semenanjung Korea, dan dia mempertanyakan, “apa manfaatnya untuk kita” punya pasukan, pesawat terbang, kapal, dan pangkalan di Jepang.
Amerika memiliki hubungan jangka panjang baik dengan Jepang dan Korea Selatan untuk menyediakan dukungan pertahanan seandainya kedua negara itu diserang, dan sebuah unsur utama dari kebijakan luar negeri pemerintahan Obama adalah berpusat ke Asia, yang tampaknya ingin diubah oleh Trump.
“Sangat menakutkan,” mendengar seorang kandidat mengatakan hal-hal seperti ini, kata mantan wakil presiden Walter Mondale, yang menjabat sebagai duta besar untuk Jepang dari 1993 sampai 1996.
Trump, dalam wawancara dengan New York Times itu, juga mengatakan, “mungkin kita akan menyaksikan Korea bersatu” seandainya pasukan Amerika menarik diri dari semenanjung setelah genjatan senjata 1953 yang mengakhiri perang Korea.
Jenderal John Wickham Jr., mantan panglima pasukan Amerika di Korea dari 1979 sampai 1982, mengatakan, “sangat bodoh untuk berpikir bahwa kita bisa meninggalkan Korea dan negara itu bisa bersatu sendiri.”
“Mungkin dipersatukan oleh perang dan sekarang jadi negara satelit China,” tambahnya. [jm]