Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (18/11) mengatakan akan "mempertimbangkan dengan serius" untuk memberikan kesaksian dalam penyelidikan pemakzulan Komite Intelijen DPR yang menargetkan dirinya karena diduga menyalahgunakan jabatannya.
"Meskipun saya tidak melakukan kesalahan, dan tidak suka memberikan kredibilitas pada Hoax Tanpa Proses Ini, saya menyukai ide tesebut & akan bersaksi, agar Kongres fokus kembali, sangat mempertimbangkannya" kata Trump di Twitter.
Dalam wawancara hari Minggu di acara berita "Face the Nation," Ketua DPR Nancy Pelosi menyarankan jika Trump "memiliki informasi yang membebaskannya - yang artinya menghapuskan, kesalahan maka kita berharap bisa melihatnya."
Ia menambahkan, "Presiden bisa menghadap langsung komite dan berbicara, semua kebenaran yang diinginkannya atau bisa dilakukannya secara tertulis. Ia punya kesempatan untuk menyampaikan kasusnya."
Apakah Trump akan bersaksi secara langsung belum jelas.
Hampir dua tahun yang lalu, Trump mengatakan siap dan bersedia untuk memberikan kesaksian secara langsung ketika jaksa khusus Robert Mueller menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan umum AS tahun 2016, dan apakah sebagai presiden, Trump berusaha menghalangi penyelidikan itu.
Akhirnya, ia tidak pernah memberi kesaksian secara langsung dengan penyelidik dan lebih memilih untuk menjawab pertanyaan mereka secara tertulis tanpa pemeriksaan silang oleh jaksa penuntut. Dalam tanggapan tertulisnya, Trump lebih dari 30 kali mengatakan tidak bisa mengingat atau ingat suatu peristiwa.
Trump menggambarkan percakapan 5 Juli dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy "sempurna" di mana ia meminta Zelenskiy "bantuan" untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden, pekerjaan putranya Hunter untuk sebuah perusahaan gas alam Ukraina, dan teori yang dibantah bahwa Ukraina , bukan Rusia, ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016. Mueller dan komunitas intelijen AS menyimpulkan Rusia ikut campur dalam pemilu itu. (my/jm)