Uni Eropa Kamis (9/5) mendesak Iran agar mematuhi perjanjian internasional yang membatasi ambisi Republik Islam tersebut, dan menambahkan bahwa blok tersebut ingin melanjutkan perdagangan dengan Iran meskipun ada sanksi-sanksi Amerika.
Uni Eropa dan negara-negara berpengaruh Eropa – Inggris, Perancis dan Jerman – juga menyatakan bahwa mereka “mencatat dengan keprihatinan besar, pernyataan yang dikeluarkan Iran terkait komitmen-komitmennya” terhadap perjanjian nuklir, seraya menekankan bahwa mereka “menolak ultimatum apapun” yang berasal dari Teheran.
Pernyataan bersama itu muncul sementara blok tersebut berupaya keras mempertahankan perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, sehari setelah tenggat baru dari Teheran mengenai upaya mencari solusi untuk mengatasi dampak penarikan sepihak Amerika tahun lalu dari perjanjian nuklir itu dan pemberlakuan kembali sanksi-sanksi Amerika terhadap Iran.
“Kami tetapi berkomitmen penuh untuk mempertahankan dan memberlakukan sepenuhnya” perjanjian yang didukung Dewan Keamanan PBB, sebut pernyataan Uni Eropa.
Pemerintahan Trump menarik Amerika keluar dari perjanjian tahun 2015 itu setahun silam, dengan menyatakan perjanjian itu tidak dapat mencegah Iran membuat misil atau menggoyahkan Timur Tengah. Eropa bersikeras bahwa perjanjian itu merupakan pilar penting bagi keamanan global dan regional dan tidak pernah dimaksudkan untuk menangani isu-isu lainnya.
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato yang ditayangkan televisi hari Rabu mengatakan, para penandatangan perjanjian itu kini memiliki waktu
60 hari guna mengajukan rencana untuk melindungi negaranya – yang kini mengalami kesulitan ekonomi – dari sanksi-sanksi yang diberlakukan Presiden Donald Trump. [uh]