Presiden Volodymyr Zelenskyy memperluas perjuangannya melawan korupsi pada Jumat (11/8) dengan memecat semua kepala pusat perekrutan tentara regional Ukraina saat perang dengan Rusia memasuki tahap kritis.
Zelenskyy mengatakan penyelidikan negara terhadap seluruh bagian Ukraina mengungkapkan pelanggaran yang dilakukan oleh para pejabat, mulai dari upaya memperkaya diri secara ilegal hingga mengangkut orang-orang yang memenuhi syarat rekrutmen militer melintasi perbatasan. Padahal Ukraina memberlakukan larangan masa perang bagi mereka untuk meninggalkan negara itu.
Dia mengatakan 112 kasus pidana telah dibuka dalam penyelidikan luas yang diluncurkan setelah skandal korupsi di kantor perekrutan di wilayah Odesa pada bulan lalu. Dia menggunakan pernyataan-pernyataan keras yang kemungkinan besar akan disambut baik oleh orang Ukraina yang terkejut dengan adanya kasus korupsi masa perang.
"Sistem ini harus dijalankan oleh orang-orang yang tahu persis apa itu perang dan mengapa sinisme dan penyuapan selama perang adalah pengkhianatan," katanya, seraya menambahkan bahwa mereka yang dipecat akan digantikan oleh veteran baru dan tentara yang terluka di garis depan.
Ukraina telah menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas karena menangkis invasi skala penuh Rusia dan menjajaki kemungkinan bergabung dengan Uni Eropa. Kyiv telah memecat atau menuntut sejumlah pejabat tinggi yang terlibat dalam kasus salah urus.
Zelenskyy mengatakan bahwa setiap petugas rekrutmen tentara yang dipecat yang tidak diselidiki harus maju ke depan untuk berjuang demi Ukraina "jika mereka ingin mempertahankan tanda pangkat mereka dan membuktikan martabat mereka."
"Tapi izinkan saya menekankan: tentara bukan dan tidak akan pernah menjadi pengganti hukuman pidana. Pejabat yang mengacaukan tanda pangkat dengan imbalan pasti akan diadili," katanya dalam pernyataannya.
Puluhan ribu warga Ukraina tewas atau terluka dalam pertempuran sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.
Bulan lalu, kepala pusat perekrutan wilayah Odesa diperintahkan untuk ditahan sebelum persidangan karena dicurigai memperkaya diri secara ilegal. Laporan media Ukraina menemukan keluarganya memperoleh properti mewah di Spanyol.
Terlepas dari gerakan baru-baru ini melawan korupsi, Ukraina masih menempati peringkat ke-116 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi terbaru dari Transparency International.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh Transparansi pada Juni menemukan bahwa 77 persen warga Ukraina percaya bahwa korupsi adalah salah satu masalah paling serius di Ukraina.
Zelenskyy terpilih pada 2019 dengan janji kampanye untuk memberantas korupsi. [ah/ft]
Forum