Para pejabat Ukraina Senin (22/5) mengatakan bahwa pasukan Rusia menggunakan rudal dan drone untuk melancarkan serangan semalam di kawasan Dnipropetrovsk, menghancurkan bangunan-bangunan dan melukai sedikitnya delapan orang.
Gubernur Serhiy Lysak, dalam postingan di Telegram, mengatakan, kerusakan terjadi pada bangunan hunian dan kendaraan.
Angkatan Udara Ukraina, juga di aplikasi pesan Telegram, memposting bahwa serangan Rusia melibatkan 16 rudal dan 20 drone Shahed, dan bahwa pertahanan udara Ukraina menembak jatuh empat rudal jelajah dan 20 drone.
Rusia telah meningkatkan serangan udaranya terhadap Ukraina dalam beberapa pekan ini sementara Ukraina merencanakan serangan balasan yang ditujukan untuk merebut kembali wilayah dari pasukan Rusia.
PLTN Zaporizhzhia
Operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pemerintah Ukraina, Senin (22/5) mengatakan bahwa gempuran Rusia menghantam saluran tegangan tinggi yang memasok daya eksternal ke PLTN Zaporizhzhia.
Energoatom mengatakan di Telegram bahwa PLTN itu terpaksa beroperasi dengan generator cadangan diesel yang bahan bakarnya cukup untuk 10 hari. “Jika mustahil untuk memulihkan daya eksternal sepanjang masa ini, kecelakaan dengan konsekuensi radiasi bagi seluruh dunia dapat terjadi,” kata Energoatom.
Energoatom mengatakan pemutusan operasi pada hari Senin merupakan yang ketujuh sejak pasukan Rusia menguasai PLTN itu pada tahap-tahap awal serangan penuh Rusia terhadap Ukraina.
Ini adalah PLTN terbesar di Eropa, dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah berulang kali menyatakan kekhawatiran mengenai ancaman keselamatan dan keamanan di sana di tengah konflik yang terus berlangsung.
Dirjen IAEA Rafael Grossi Senn mencuit bahwa situasi keamanan PLTN itu “sangat rentan.”
“Kita harus sepakat untuk melindungi PLTN sekarang; situasi ini tidak dapat diteruskan,” kata Grossi. [uh/lt]
Forum