Angkutan udara ini dipersiapkan tergesa-gesa karena situasi mendesak. Cuaca dingin sudah dirasakan di Irak dan akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang. Pesawat pertama UNHCR mendarat di wilayah Kurdistan Irak utara Kamis larut malam membawa 3.600 tenda tahan dingin. Perangkat bantuan itu terdiri dari barang-barang yang akan membuat tenda lebih hangat dan melindungi pengungsi dari cuaca dingin.
Pejabat Senior Komunikasi UNHCR Francis Markus mengatakan kepada VOA pesawat lepas landas dari Lahore, Pakistan - di mana barang bantuan itu diproduksi sesuai jumlah dan jangka waktu yang dibutuhkan.
“Mereka bekerja terus menerus selama beberapa minggu terakhir untuk memenuhi jumlah persediaan musim dingin dan mengirimnya lewat udara langsung ke wilayah Kurdistan Irak adalah yang paling tepat dan praktis agar bantuan diterima oleh yang membutuhkan secepat mungkin,” kata Francis Markus.
PBB melaporkan kira-kira dua juta warga Irak mengungsi. Kebanyakan tidak siap menghadapi musim dingin. Ratusan ribu orang mengungsi ke Kurdistan karena menghadapi serangan maut militan Negara Islam.
UNHCR melaporkan 60 ribu lebih orang tinggal di delapan kamp tenda, dan kamp-kamp baru sedang dibangun untuk tempat tinggal 300 ribu lainnya. Badan ini mengatakan 700 ribu orang tinggal di gedung-gedung yang belum selesai dibangun atau ditinggalkan, di sekolah-sekolah, rumah-rumah ibadah dan taman.
Markus mengatakan kebutuhannya besar, tapi jumlah personil bantuan UNHCR terbatas. Karenanya, bantuan musim dingin ini akan dibagikan kepada yang paling membutuhkan.
Markus mengatakan berkat kemurahan hati para donor seperti Arab Saudi dan Amerika, UNHCR mampu menutupi biaya $ 7 juta untuk penerbangan bantuan itu. Namun, ia mencatat operasi keseluruhan bantuan musim dingin masih kesulitan. Ia mengatakan UNHCR telah menerima dana kurang dari separuh dari $ 110 juta yang diperlukan untuk menyalurkan bantuan utama bagi para pengungsi.
Selain perangkat tenda tahan dingin, Markus mengatakan prioritas lain mencakup terpal plastik, peralatan memasak, pakaian hangat, sistem saluran pembuangan air, dan kompor tahan air untuk pemanasan. Ia mengatakan minyak tanah merupakan komoditas penting untuk menyelamatkan nyawa. Tanpa pemanasan dan bahan bakar memasak, ia khawatir kehidupan pengungsi yang sangat rentan itu dapat terancam dalam bulan-bulan mendatang.