Hari Rabu, menteri pertahanan dari lima negara Afrika Timur menyetujui rencana untuk menambah jumlah pasukan AMISOM dari 12.000 hingga 17.700 tentara. Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika menyetujui strategi itu hari Kamis dan mengirimnya kepada DK PBB minggu depan untuk ditindaklanjuti.
Persetujuan DK-PBB penting karena PBB menanggung semua biaya AMISOM.
Komisaris Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, Ramtane Lamamra mengatakan rencana itu ditujukan untuk memperbesar sukses yang diraih baru-baru ini, termasuk kemenangan pasukan Eithopia dan Pasukan Pemerintah Federal Sementara Somalia atas pemberontak al-Shabab di kota penting Beledweyne.
PBB diminta menyediakan dana untuk menambah perlengkapan guna melipatgandakan kemampuan pasukan AMISOM. Lamamra mengatakan strategi itu juga untuk memberikan peran yang lebih besar bagi pasukan Somalia yang akan menggandakan jumlah pasukan anti al-Shabab. “Jumlah pasukan yang baru itu didasarkan pada dua asumsi. Pertama, perlengkapan dan pengganda kekuatan akan diberikan pada AMISOM termasuk helikopter taktis dan pengangkut. Asumsi kedua, tentara dan polisi Somalia akan dikerahkan. Itu berarti akan ada 17.700 pasukan AMISOM ditambah tentara dan polisi Somalia yang akan menjadi kekuatan AMISOM," ujar Lamamra.
Semua pasukan tambahan AMISOM akan berasal dari pasukan Kenya yang sudah berada disana. Pasukan ini akan digabungkan dengan komando AMISOM.
Gabungan pasukan Kenya, Eithopia dan AMISOM akan melancarkan serangan tiga arah terhadap wilayah al-Shabab di Somalia selatan. Kenya bergerak di front selatan, Eithopia bergerak di front barat dan AMISOM berada di front utara dari pangkalannya di Mogadishu.
Para diplomat yang menghadiri pertemuan menteri-menteri pertahanan hari Rabu itu mengatakan rencana memperkuat AMISOM itu akan termasuk mendanai front keempat di sepanjang pantai timur Somalia. Para ahi strategi militer sudah lama berpendapat akan sulit mengalahkan al-Shabab tanpa memotong jalur pasokannya ke kota pelabuhan Kismayo yang dikuasai al-Shabab.
