Seorang warga Kanada yang dituduh membant agen-agen intelijen Rusia membobol akun-akun email sebagai bagian dari pembobolan data secara masif tahun 2014 di Yahoo hari Selasa dijatuhi hukuman penjara lima tahun dan diperintahkan untuk membayar denda sebesar $250.000.
Karim Baratov, yang mengaku bersalah pada bulan November 2017 di San Fransisco, dijatuhi hukuman oleh hakim Vince Chhabria dari Pengadilan Distrik AS, ujar seorang juru bicara dari Kantor Kejaksaan AS.
Baratov, warga Kanada kelahiran Kazakhstan, ditangkap di Kanada pada bulan Maret 2017 atas permohonan dari penuntut AS. Ia kemudian melepaskan haknya untuk melawan proses ektradisi ke Amerika Serikat.
Para pengacara untuk Baratov di pengadilan telah mengajukan permohonan hukuman penjara selama 45 bulan, sementara para penuntut berusaha untuk menjatuhkan penjara selama 94 bulan.
“Kasus ini adalah tentang seorang muda, lebih muda dari kebanyakan terdakwa dalam kasus-kasus peretasan di seluruh penjuru negeri, yang meretas email, satu email setiap kali, untuk upah $100 setiap kali peretasan,” tulis pengacara terdakwa pada tanggal 19 Mei.
Verizon Communications Inc., operator nirkabel terbesar di AS, mengakuisisi sebagian besar aset milik Yahoo pada bulan Juni 2017
Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan pada bulan Maret 2017 terhada Baratov dan tiga orang lainnya, termasuk dua orang perwira yang bertugas di FSB Rusia, atas peran mereka dalam peretasan yang terjadi tahun 2014 terhadap 500 juta akun Yahoo. Baratov satu-satunya dari total empat orang yang telah tertangkap. Pada tahun 2016, Yahoo menyatakan para pencuri cyber kemungkinan telah mencuri nama, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir dan kata kunci rahasia yang terenkripsi.
Target Gmail
Saat para perwira FSB mengetahui bahwa target yang dituju tidak memiliki akun email Yahoo, termasuk lewat informasi yang diperoleh lewat peretasan Yahoo, mereka bekerja bersama Baratov, yang dibayar untuk membobol setidaknya 80 akun email, ujar jaksa, termasuk sejumlah besar akun Gmail.
Jaksa federal menyatakan dalam sebuah catatan pengadilan “korban-korban yang menjadi sasaran adalah mereka yang diminati oleh pihak intelijen Rusia” dan termasuk “para pemimpin industri komersil terkemuka dan para pejabat senior pemerintah Rusia (dan para penasihatnya) dan negara-negara yang berbatasan dengan Rusia.”
Jaksa mengatakan perwira FSB masing-masing Dmitry Dokuchaev dan Igor Sushchin mengarahkan dan membayar para peretas untuk memperoleh informasi dan memanfaatkan Alexsey Belan, seorang penjahat cyber yang paling dicari FBI, untuk membobol Yahoo. [ww]