Wartawan Thailand Pravit Rojanaphruk seharusnya berada di Helsinki sekarang, atas undangan pemerintah Finlandia untuk perayaan Hari Kebebasan Pers Dunia. Tetapi, penguasa militer kerajaan Thailand, yang merebut kekuasaan dalam kudeta yang tidak berdarah dua tahun lalu bulan ini, melarang wartawan kawakan tersebut berangkat dari Thailand untuk menghadiri perayaan 3 Mei itu, yang turut dijamu oleh bagian kebudayaan PBB, UNESCO.
“Ini paling ironis,” kata Pravit, seorang staff penulis senior situs berita Bahasa Inggris online Khaosod.
Para pejabat penguasa militer Thailand mengemukakan Pravit belum belajar setelah dua kali kursus dalam tahanan untuk apa yang mereka sebut “penyesuaian sikap.”
Pravit mengatakan ia diberitahu pejalanannya dihambat karena ia masih memuat apa yang mereka gambarkan sebagai serangan terhadap Dewan Nasional untuk Ketertiban Perdamaian.
Kolonel Angkatan Darat Piyapong Klinpan, kepala pusat hubungan masyarakat NCPO, mengukuhkan kepada VOA hari Senin bahwa Pravit telah dilarang pergi ke Finlandia, tetapi mengatakan “saya tidak berwenang memberitahu alasannya.”
Pravit menjelaskan kepada VOA bahwa sejak ia pertama kali dibawa ke tahanan oleh militer hampir dua tahun lalu, ia dipaksa menandatangani “memo kesepahaman, yang menyatakan sebagian bahwa kalau saya ingin bepergian ke luar kerajaan saya harus meminta izin terlebih dahulu.”
Dutabesar Finlandia untuk Thailand, Kristi Westphalen, dalam pernyataan mengatakan sangat disesalkan Pravit yang sudah 23 tahun bekerja pada The Nation – suratkabar berbahasa Inggris di Bangkok – dilarang menghadiri acara di ibukota negaranya.
Pravit diundang karena ia pembela terkenal kebebasan berbicara dan kebebasan pers,” menurut pejabat pemerintah Finlandia. [gp]