Tautan-tautan Akses

Wisata Instagram di Bandung Jadi Primadona Libur Lebaran


Laman instagram 'This is Me' Bandung menunjukkan sejumlah pengunjung yang mengambil swafoto di lokasi wisata tersebut. (courtesy: @thisisme.bdg)
Laman instagram 'This is Me' Bandung menunjukkan sejumlah pengunjung yang mengambil swafoto di lokasi wisata tersebut. (courtesy: @thisisme.bdg)

Kota Bandung sudah lama dikenal dengan wisata alamnya. Namun sejak 2018, tren wisata instagram mulai muncul di kota ini dan diperkirakan terus jadi tren.

Bandung saat ini memiliki setidaknya enam lokasi wisata yang dirancang khusus untuk foto Instagram. Lokasi ini antara lain Rabbit Town, Amazing Art World, Upside Down World, Centrum Million Balls, Colour Box, dan yang terbaru: This is Me.

Masing-masing tempat ini menawarkan belasan spot foto dengan latar belakang tematik dan visual unik. Berbeda dengan tempat wisata lain, di tempat ini wisata selfie atau swafoto menjadi kegiatan foto sebagai atraksi utama atau satu-satunya.

Di Centrum Million Balls, misalnya, pengunjung bisa mengambil swafoto di 12 ruangan tematik yang disebut ‘wahana’ atau berenang di kolam raksasa bola plastik.

Salah satu pengunjung, Rizky Irvana, mengatakan wisata selfie punya keasyikan tersendiri.“Jadi kita bisa merasakan berada di ruangan warna merah, hijau, kuning dengan banyak bebek karet yang dipajang di sana. Ada tema warna silver, ada pink,” ujarnya kepada VOA, Sabtu (8/6).

Tema-tema unik dan properti ‘out of the box’, ujar Rizky, menjadi nilai tambah untuk selfie-nya. “Foto kita bisa jadi unik. Berbeda dari biasanya. Bukan hanya selfie, tapi selfie yang mempunyai seni, atau selfie yang unik,” imbuhnya.

Lelaki lulusan jurusan pariwisata ini mengatakan sudah mengunjungi semua wisata Instagram di Bandung. Di samping itu, dia juga mendatangi tempat-tempat wisata lain, seperti di kawasan pegunungan Lembang, yang juga terkenal cocok untuk media sosial.

Warga berswafoto dengan patung mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela di Bandung, 24 April 2015. (Foto: Reuters)
Warga berswafoto dengan patung mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela di Bandung, 24 April 2015. (Foto: Reuters)

Menurut Rizky, lokasi-lokasi ini menawarkan kesempatan berfoto ‘seperti di luar negeri’.

“Seperti Floating Market ada background ala ala Jepang, di Farm House dengan ala ala Belanda. Terus di cafe juga ada, sebuah cafe yang mencirikan tematik Korea, seperti drama Korea,” tambahnya.

Pariwisata Harus Tangkap Tren Selfie

Pengamat pariwisata Sapta Nirwandar mengatakan tren selfie harus ditangkap oleh tempat-tempat wisata. Sebab wisata selfie akan menjadi tren ke depan.

“Karena orang suka selfie, ya kan? Tapi di belakang selfie itu kan sesuatu yang indah dan menarik. Yang menarik dan Indah itu kan ada terus, cuman teknik ambil fotonya sekarang lagi tren selfie,” jelasnya kepada VOA.

“Kalau dulu kan foto biasa bawa tustel gede. Kalau sekarang selfie terus diunggah ke Instagram dan Youtube, bahkan banyak juga vlogger. Nah, itu sekarang lagi tren,” imbuhnya.

Pengunjung Rizky Irvana mengambil foto di Centrum Million Balls untuk diunggah ke media sosialnya (Foto: VOA/Rio Tuasikal)
Pengunjung Rizky Irvana mengambil foto di Centrum Million Balls untuk diunggah ke media sosialnya (Foto: VOA/Rio Tuasikal)

Munculnya media sosial dan berbagai platform digital, ujarnya, telah mengubah pemasaran pariwisata. Lokasi-lokasi menarik dapat dikenal publik dalam waktu cepat. Hal itu merupakan teknik pemasaran yang efektif.

“Dulu satu destinasi apa bisa dalam beberapa seken bisa diviralkan dan dipamerkan ke seluruh dunia melalui Youtube atau social media? Itu kan sesuatu yang baru yang dulu tidak ada. Dia ada karena kemajuan teknologi. Itu yang menurut saya harus kita manfaatkan,” tambah Sapta yang pernah jadi wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sapta menambahkan, untuk memaksimalkan potensi ekonomi itu, pemerintah daerah perlu kreatif menggali potensi di wilayahnya.

“Kalau kreativitas datang dari daerah akan lebih baik lagi. Karena yang banyak tahu dan punya tanggung jawab lebih untuk memajukan daerah itu mestinya (pemerintah) daerah. Pusat bukan berarti diam saja, tapi tetap menurut saya daerah itu yang harus kreatif,” tambahnya.

Kota Bandung sendiri dalam 5 tahun ke belakang telah membenahi banyak taman publik. Tempat-tempat ini pun dipromosikan sebagai wisata foto. Ridwan Kamil, yang kala itu menjabat wali kota Bandung, kini berniat meneruskan ‘selfie economy’ di Jawa Barat dalam kapasitasnya sebagai gubernur. [rt/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG