Pejabat Intelijen AS Prihatin soal Hubungan dengan Rusia

Direktur Badan Intelijen Pertahanan Amerika, Letnan Jenderal Vincent Stewart (foto: dok).

Para pejabat tinggi intelijen Amerika tidak mau mundur dari kerkhawatiran mereka tentang hubungan dengan Rusia, walaupun presiden Donald Trump dan para pejabat Rusia mengeluh tentang hubungan yang terus memburuk antara kedua negara.

“Nilai-nilai dan kepentingan kita jelas tidak sama,” kata direktur Badan Intelijen Pertahanan Amerika, Letnan Jenderal Vincent Stewart, kepada wartawan minggu ini.

“Rusia ingin menjadi pemain utama di panggung Eropa,” katanya. “Karena itu akan selalu ada persaingan antara kita dan Rusia untuk menjadi kekuatan yang dominan baik di tingkat regional maupun global.”

Jenderal Stewart juga memperingatkan akan kemampuan Rusia untuk mengadakan campur tangan dan “menentukan peraturan permainan.”

“Mereka telah berkesimpulan bahwa peperangan dalam abad ke-21 ini akan ditentukan oleh supremasi informasi dan kecepatan gerak pasukan,” kata Stewart lagi.

Dalam laporan badan intelijen pertahanan Amerika atau DIA, tentang kekuatan militer Rusia yang dikeluarkan akhir bulan Juni, Jenderal Stewart memperingatkan bahwa Rusia “sedang memanipulasi sistem informasi global” dan tampaknya berhasil di Krimea dan di Suriah dalam membentuk informasi yang menguntungkan kepentingannya.

Tapi walaupun ada peringatan dari jenderal Stewart dan para pejabat intelijen lainnya, presiden Trump terus berusaha mendorong perbaikan hubungan dengan Rusia.

Minggu ini, presiden menandatangani UU sanksi baru terhadap Rusia, tapi segera setelah itu ia menulis dalam Twitter akan bahaya dan konsekuensi sanksi-sanksi itu.

“Hubungan kita dengan Rusia berada pada titik terendah dan sangat berbahaya,” kata Trump dalam cuitannya. Ia menambahkan dengan sinis “kalian patut berterima kasih kepada Kongres.” [ii]