Perjuangan merebut kendali atas kota utama di Pantai Gading berlanjut, dengan pasukan yang setia pada presiden berkuasa Laurent Gbagbo terus memberikan perlawanan sengit.
Warga dan wartawan di Abidjan dan sekitarnya melaporkan adanya tembakan senapan dan mortir, Sabtu, di tengah pergerakan maju oleh pasukan yang berjuang untuk presiden yang diakui dunia internasional, Alassane Ouattara.
Pasukan Ouattara merebut stasiun televisi pemerintah pada hari Rabu dan memaksa stasiun tersebut untuk berhenti mengudara. Tetapi pada hari Sabtu, stasiun itu kembali dikuasai pasukan pro-Gbagbo yang menggunakannya untuk memanggil bala bantuan. Salah satu tokoh pendukung Gbagbo, Damane Picasse, menghimbau semua pihak di daerah Cocody dan Yopougon di Abidjan untuk mempertahankan kepresidenan Gbagbo.
Tentara pasukan pro-Gbagbo terlihat bergerak ke jembatan-jembatan di kota atau menyanyikan lagu-lagu di atas kapal feri yang mengangkut mereka ke istana kepresidenan. PBB mengatakan pasukan pro-Gbagbo melepaskan tembakan ke arah pasukan penjaga perdamaian, dan menyebabkan empat cedera parah.
Sementara itu, berbagai kelompok HAM mendesak kedua pihak menahan diri menyusul laporan bahwa ratusan orang tewas, Selasa, di kota Duekoue.
Federasi Palang Merah Internasional mengatakan sedikitnya 800 orang tewas sejak konflik dimulai di negara ini, sementara yayasan amal Catholic Charities memiliki angka yang lebih tinggi yaitu sekitar 1.100.