Oposisi Suriah: Aksi Kekerasan di Aleppo adalah Genosida

Pejabat tinggi kelompok oposisi Suriah, Bassma Kodmani (kedua dari kanan) memberikan keterangan kepada media (foto: dok).

Seorang pejabat kelompok oposisi Suriah mengatakan aksi kekerasan di Aleppo kini mencapai ‘’proporsi genosida luar biasa’’.

Seorang pejabat tinggi kelompok oposisi Suriah mengatakan aksi kekerasan di bagian utara Aleppo kini mencapai ‘’proporsi genosida luar biasa’’, tetapi daerah-daerah yang masih dikuasai pemberontak itu tidak akan jatuh ke tangan pasukan pemerintah Suriah.

Bassma Kodmani dari Komisi Perundingan Tinggi, tokoh utama dalam perundingan perdamaian yang dimediasi PBB dan macet April lalu itu mengatakan ‘’kota besar seperti ini tidak akan bisa direbut dengan mudah’’, merujuk pada kota Homs di bagian selatan di mana pasukan pemerintah Suriah membutuhkan waktu beberapa bulan untuk merebutnya.

Dalam wawancara hari Rabu (5/10), Kodmani mengatakan ‘’kami tidak bicara tentang jatuhnya Aleppo dalam hitungan hari atau bahkan 2-3 minggu’’, tapi hanya ‘’tingkat kekerasan terhadap warga sipil yang telah mencapai tingkat genosida luar biasa’’.

Ia mengecam keras Rusia – pendukung kuat Presiden Bashar Al Assad – yang dinilai ‘’mempermainkan’’ PBB dan upaya-upaya mencapai perdamaian.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault akan bertolak ke Moskow hari Kamis (6/10) dan ke Washington DC hari Jumat (7/10) dalam upaya memulai kembali perundingan gencatan senjata di Suriah.

Kementerian Luar Negeri Perancis dalam pernyataan tertulis mengatakan perjalanan Ayrault itu untuk mendorong diadopsinya resolusi PBB yang akan “memuluskan tercapainya gencatan senjata di Aleppo dan akses bantuan kemanusiaan bagi penduduk.

Dewan Keamanan PBB hari Senin (3/10) mulai merundingkan rancangan resolusi yang diusulkan Perancis dan Spanyol untuk mencapai gencatan senjata segera di Aleppo dan menyerukan diakhirinya seluruh penerbangan militer di atas kota Suriah itu di mana lebih dari seperempat juta orang di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dikepung oleh pasukan Suriah.

Rusia dengan cepat menolak larangan terbang apapun dan mempertanyakan apakah resolusi saat ini akan benar-benar menghasilkan apapun.

Amerika hari Senin (3/10) menangguhkan kontak diplomatik dengan Rusia dalam upaya mengakhiri perang di Suriah. [em/ii]