Armada operasi ke-7 Amerika Serikat mengumumkan Jumat (2/1) akan mengirim kapal kedua ke lokasi pencarian di Laut Jawa, di mana kapal perang AS USS Sampson sudah berada. Walaupun kapal kedua, USS Fort Worth belum ditugasi membantu pencarian, kapal tersebut dalam kondisi siaga bila diminta oleh pemerintah Indonesia untuk membantu.
Pada hari Jumat, 12 jenazah ditemukan oleh helikopter Seahawk dari kapal induk USS Sampson. Pemerintah mengumumkan 30 jasad telah diangkut dari lokasi pencarian.
Media di Indonesia melaporkan bahwa jenazah-jenazah telah tiba di Surabaya untuk diidentifikasi setelah sebelumnya dibawa ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Hugh Ritchie, kepala Aviation Consultants International yang berbasis di Sydney, berharap pesawat masih dalam keadaan relatif utuh setelah jatuh di lautan.
"Tampaknya pesawat mengalami kehancuran setelah jatuh dan bukan di udara. Ini menjelaskan mengapa banyak jenazah ditemukan tidak jauh dari satu sama lainnya," ujarnya.
Kamis, jenazah pertama yang telah berhasil diidentifikasi, seorang wanita dari Surabaya, sudah dikembalikan kepada keluarganya. Pada hari yang sama, jenazah dimakamkan. Pemakaman dihadiri 150 orang di tengah rintik-rintik hujan.
Para pejabat mengatakan cuaca tampaknya akan tetap menjadi hambatan bagi tim SAR, dengan angin kencang dan gelombang setinggi empat meter diprediksikan hingga Minggu, sementara arus laut yang juga kencang membawa puing-puing pesawat seiring arah arus.
Jawaban ada pada kotak hitam
Termasuk dalam tim pencari adalah biro investigasi kecelakaan dari Perancis (BEA). BEA mengirim timnya yang berspesialisasi mencari kotak hitam. Dalam pernyataannya, BEA mengatakan akan mengunakan hidrofon atau mikrofon untuk digunakan di bawah air untuk mendengarkan suara. Hidrofon diharapkan akan mampu mendeteksi sinyal akustik dari kotak hitam, yang sinyalnya bisa mencapai jarak 3.000 meter.
Pemerintah mengatakan pencarian badan pesawat dan kotak hitam bisa mencapai waktu seminggu.
Menurut pakar, begitu kotak hitam ditemukan, analisis terhadap data penerbangan diharapkan dalam menghasilkan laporan interim dalam waktu beberapa pekan, mengenai apa yang menjadi penyebab kecelakaan. Laporan final, yang lebih rinci, dapat memakan waktu setahun.