Tekad Israel untuk membalas Iran atas serangan rudal skala besar yang dilancarkannya terhadap negara Yahudi tersebut telah memicu terjadinya pembelian panik bensin di sejumlah kota besar Iran. Selain itu, penerbangan komersial di wilayah udara Iran juga mengalami penangguhan selama satu hari.
Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel setelah malam tiba pada Selasa (1/10), yang menandai eskalasi besar konflik selama setahun antara Israel dan pasukan proksi regional Iran. Militer Israel mencegat sebagian besar rudal dengan bantuan pasukan angkatan laut sekutu Amerika Serikat (AS).
Berbicara pada Selasa (1/10) malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan para penguasa Islam Iran telah membuat “kesalahan besar” dengan menyerang negaranya. Pejabat Israel lainnya memperingatkan para penguasa tersebut untuk mengharapkan respons yang kuat dan menghancurkan.
Ancaman Israel memicu antrean panjang mobil di luar stasiun pengisian bensin di kota-kota besar Iran ketika para pengemudi bergegas mengisi tangki kendaraan mereka.
Sebuah video yang diunggah ke media sosial dan diperiksa keasliannya oleh VOA Persia menunjukkan puluhan mobil menunggu untuk mengisi bahan bakar di sebuah pom bensin di Teheran, pada Rabu (2/10). Cuplikan klip video media sosial lainnya yang diulas oleh VOA Persia juga menunjukkan antrean panjang kendaraan di luar pompa bensin pada Selasa malam di Kota Eslamshahr di provinsi Teheran dan di pusat kota Isfahan.
VOA tidak dapat secara independen mengonfirmasi adanya pembelian panik di pom bensin yang terlihat dalam video tersebut karena VOA dilarang beroperasi di Iran.
Respons lainnya terhadap ancaman serangan balasan Israel, Iran menutup wilayah udaranya untuk semua penerbangan domestik dan internasional setelah menyelesaikan serangan rudalnya.
BACA JUGA: Kepala Militer Israel: Kami akan Merespons Serangan Rudal IranKomite Dirgantara Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (2/10) bahwa penerbangan ditangguhkan hingga setidaknya pukul 05.00 waktu setempat pada Kamis (3/10) untuk “menjaga keselamatan penumpang.”
Situs web pelacakan penerbangan FlightAware menunjukkan penerbangan komersial domestik dan internasional dilanjutkan di wilayah udara Iran setelah fajar pada hari Kamis.
Media Barat melaporkan pada Rabu bahwa Israel mungkin menargetkan fasilitas minyak dan energi Iran lainnya sebagai ancaman pembalasan. Belum ada konfirmasi dari Israel.
Setiap serangan Israel terhadap infrastruktur minyak atau gas Iran akan berdampak besar terhadap perekonomian negara tersebut, menurut Homayoun Falakshahi, analis minyak senior dari Kpler, perusahaan data perdagangan global yang berbasis di Belgia.
Dalam pesannya kepada VOA, Falakshahi mengatakan Iran mendapatkan sebagian besar pasokan bensinnya dari produksi minyak mentah dalam negeri yang diolah di kilang-kilang menjadi BBM.
Pemerintah Iran juga sangat bergantung pada pendapatan dari ekspor energi ke pelanggan utama seperti China, sebuah praktik yang telah mereka pertahankan selama bertahun-tahun meskipun bertentangan dengan sanksi AS. Teheran telah mengirimkan rata-rata 1,54 juta barel minyak mentah dan kondensat gas per hari sepanjang tahun ini, menurut Falakshahi.
BACA JUGA: Iran Lontarkan Ancaman 'Serangan Dahsyat' Jika Israel Lancarkan BalasanIran tidak mempublikasikan data resmi mengenai ekspor energinya sebagai bagian dari upaya untuk menghindari sanksi. Kpler menggunakan berbagai sumber untuk memperkirakan ekspor Iran, seperti data lokasi dari transponder Sistem Identifikasi Otomatis kapal tanker minyak, citra satelit, dan informasi yang diberikan oleh personel di pelabuhan.
Dampak serangan Israel terhadap ekspor energi Iran akan bergantung pada apakah Israel menargetkan infrastruktur ekspor, kata Falakshahi. “Untuk saat ini, saya rasa serangan seperti itu tidak akan terjadi, karena China akan sangat marah,” tambahnya. [ft/rs]
Berita ini diproduksi bersama VOA Layanan Bahasa Parsi.