411 WNI Kloter Pertama Tiba di Jakarta dari Kairo

  • Wella Sherlita

Sebagian dari kloter pertama WNI dari Mesir, berjalan di landasan pacu sesaat setelah turun dari pesawat mereka di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Rabu

Sebanyak 411 warga negara Indonesia di Mesir, berhasil dipulangkan ke Indonesia. Kebanyakan terdiri dari perempuan dan anak-anak balita.

Sesuai rencana pemerintah, seluruh warga Indonesia akan segera dievakuasi secara bertahap. Tim pertama yang berangkat pada Senin malam, telah berhasil memulangkan 411 warga Indonesia. Mereka tiba di Terminal Haji, Bandara Soekarno Hatta, sekitar pukul 14:30 WIB.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara, dan sejumlah menteri, ikut menyambut kedatangan warga Indonesia tersebut, yang kebanyakan adalah kaum perempuan dan anak-anak, serta seorang bayi berusia satu bulan.

Ketua Satgas Pengamanan Bantuan Logistik dan Evakuasi, Hassan Wirajuda, mengatakan pemulangan awal ini sudah sesuai rencana dan relatif berjalan lancar.

“Kita bersyukur bahwa perjalanan mulai penjemputan dari rumah dan perjalanan ke bandara relatif berjalan lancar. Walaupun terdapat kendala yaitu tidak boleh ada pengangkutan dalam bus-bus besar. Mungkin ini kekhawatiran otoritas Mesir bahwa bus akan digunakan untuk mengangkut demonstran, karena kemarin ada demonstrasi besar-besar di Kairo dan Alexandria,” ujar Hassan Wirajuda.

Para demonstran anti-pemerintah Mesir sedang sholat di sela-sela demonstrasi di Tahrir Square, Selasa (2/1) di Kairo.

Rahma, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Universitas Al Azhar, mengatakan, ia senang pemerintah lekas tanggap untuk melakukan evakuasi udara, karena situasi makin mencekam di Kairo.

“Perjalanan, Alhamdulillah, baik-baik, saya senang. Kalau di tempat tingal kami (Nasr City) yang banyak orang Indonesia aman-aman saja, tetapi kalau di pusat (demonstrasi) namanya Tahrir (Square) ramai. Tapi jalanan sunyi, untungnya kami tinggal dekat Konsuler. Ini saya bersama anak saya (balita, sekitar 2 tahun),” tutur Rahma.

Keadaan ibukota yang kacau juga telah memicu penjarahan di toko-toko dan pasar, sementara polisi Mesir tidak dapat berbuat banyak. Mak,a pilihan untuk pulang ke tanah air untuk sementara waktu dianggap yang terbaik. Hal ini dikatakan Dedi Afdhal, mahasiswa jurusan Ushuluddin (studi pengkajian Islam), di Universitas Al Azhar.

“Bahan makanan mulai susah, toko-toko tutup karena sudah mulai banyak penjarahan, karena polisi kurang siap dan bentrok dengan massa. Mahasiswa Indonesia, Alhamdulillah, tidak ada yang keluar rumah karena dilarang. Kampus (Al-Azhar) diliburkan.”

Sebelumnya, sebagian besar mahasiswa menolak untuk dipulangkan karena khawatir tidak memiliki biaya untuk kembali ke Mesir. Kementerian Luar Negeri mencatat sekitar 4.000 mahasiswa Indonesia belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, baik yang sedang menempuh pendidikan sarjana, master dan doktor. Pada umumnya, mereka juga ikut membawa anggota keluarga.

Namun, kecemasan ini dijawab oleh Presiden Yudhoyono, yang menjamin bahwa pemerintah akan menanggung ongkos transportasi mereka kembali ke Mesir, jika situasi sudah aman.

“Setelah pulih kembali pemerintah akan memfasilitasi, akan membantu kembali penerbangan dari Indonesia ke Mesir. Mesir sahabat kita, kita mendoakan agar bangsa Mesir segera diberikan tuntunan oleh Allah SWT, dan bisa mengatasi keadaan tidak terjadi kekerasan, sehingga situasi bisa normal kembali, yang sedang kuliah, sedang bertugas bisa kembali lagi,” kata Presiden

Pemerintah memperkirakan akan butuh waktu sekitar dua minggu untuk mengangkut 6.200 warga Indonesia, dari Mesir yang sedang dilanda konflik politik.