Amerika hari Jumat (3/5) mengatakan akan mulai menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas ekspor uranium yang diperkaya yang diizinkan berdasar kesepakatan nuklir yang ditolak Presiden Donald Trump, meskipun negara itu memberi pengecualian guna memungkinkan kesepakatan nuklir itu bertahan.
Langkah itu dilakukan sementara Iran semakin frustrasi atas kesepakatan nuklir, yang menurut pengawas nuklir PBB, dipatuhi Iran tetapi tidak menyebabkan lonjakan ekonomi yang dijanjikan, karena pemerintahan Trump malah menjatuhkan sanksi besar-besaran.
BACA JUGA: IMF: Ekonomi Iran Menyusut akibat Sanksi ASBerdasar kesepakatan nuklir tahun 2015, yang dirundingkan semasa pemerintahan Presiden Barack Obama dan masih didukung negara-negara kuat Eropa, Iran dibatasi untuk mempertahankan 300 kilogram uranium yang diperkaya hingga 3,67 persen - jauh di bawah level yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Iran akan menjual uranium yang diperkaya di atas ambang batas itu di pasar internasional dengan imbalan uranium alami, dengan Rusia sebagai pemain kunci.
Tetapi dengan perubahan kebijakan hari Jumat (3/5), Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Amerika akan mulai menjatuhkan sanksi kepada siapa saja yang terlibat perdagangan uranium yang diperkaya - serta air berat yang melebihi batas yang disimpan Iran.
Pada saat sama, Amerika mengeluarkan pengecualian baru tiga bulan untuk memungkinkan kelanjutan bagian utama kesepakatan nuklir itu. (ka)