AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Selagi Transportasi Komersial Beroperasi

Kedutaan Besar AS di Beirut, Lebanon, 5 Juni 2024. Pada Sabtu, 21 September 2024, AS meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon selagi transportasi komersial masih beroperasi, seiring dengan meningkatnya konflik dengan Israel. (Foto: Bilal Hussein/AP Photo)

Sejak akhir Juli, AS meningkatkan status peringatan perjalanan ke Lebanon menjadi larangan bepergian menyusul serangan di Beirut selatan yang menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Sabtu (21/9), mendesak warga Amerika di Lebanon untuk meninggalkan negara itu selagi opsi-opsi transportasi komersial masih tersedia. Deplu AS menyampaikan hal itu seiring dengan berkobarnya konflik antara Israel dan Hizbullah.

“Karena konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel dan ledakan baru-baru ini di seluruh Lebanon, termasuk Beirut, tidak dapat diprediksi, Kedutaan Besar AS mendesak warga AS untuk meninggalkan Lebanon sementara opsi komersial masih tersedia,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah peringatan terbaru.

“Saat ini, penerbangan komersial tersedia, tetapi dengan kapasitas yang dikurangi. Jika situasi keamanan memburuk, opsi penerbangan komersial mungkin tidak tersedia,” tambahnya.

Pada akhir Juli, Amerika Serikat meningkatkan status peringatan perjalanan ke Lebanon ke klasifikasi tertinggi, yaitu “jangan bepergian”, setelah serangan di Beirut selatan menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah.

BACA JUGA: Khamenei: Israel Lakukan 'Kejahatan Tanpa Malu' Terhadap Anak-Anak

Israel pada Jumat (20/9) kembali menyerang Beirut selatan, dengan mengatakan kali ini mereka telah membunuh kepala Pasukan elit Radwan Hizbullah dan beberapa komandan lainnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 37 orang tewas dalam serangan itu, yang merupakan tindak lanjut dari serangan sabotase awal pekan ini terhadap pager dan radio dua arah yang digunakan oleh Hizbullah, yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.

Hizbullah yang didukung Iran menyalahkan Israel, tetapi mereka belum berkomentar.

BACA JUGA: PBB: Ledakan Perangkat Komunikasi di Lebanon Pelanggaran Hukum Internasional

Para kombatan Hizbullah dan Israel telah baku-tembak lintas batas dengan Israel selama hampir satu tahun sebagai bentuk dukungan terhadap sekutu Palestina, Hamas, yang serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel memicu perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Namun perselisihan tersebut meningkat dalam beberapa pekan terakhir, ketika Israel mengalihkan perhatiannya ke perbatasan utara setelah melemahkan Hamas secara signifikan.

Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu menegaskan kembali bahwa warga Amerika harus “segera” meninggalkan Lebanon selatan, serta daerah dekat perbatasan Suriah dan pemukiman pengungsi. [ft/ah]