Pemerintahan Trump telah menggunakan penampilan pertama dalam konferensi tahunan aktivis pro-Israel, AIPAC, di Washington untuk menegaskan pendekatan lebih keras Amerika terhadap lawan-lawan negara Yahudi daripada pendekatan pendahulunya, Barack Obama.
Wakil Presiden Amerika Mike Pence mendapat sambutan hangat dari 10.000 pendukung Israel dalam konferensi mengenai kebijakan AIPAC. Dalam pidato pertamanya dalam acara tersebut, Pence menyampaikan peringatan kepada Iran.
"Amerika tidak akan lagi membiarkan usaha Iran mendestabilisasi kawasan dan membahayakan keamanan Israel,” tegas Wapres Pence.
Pemerintahan sebelumnya melakukan pendekatan yang lebih akomodatif bagi Iran, bergabung dengan negara- negara kuat lain di dunia untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran pada tahun 2015 dan meringankan sanksi keuangan.
Pence juga mengatakan Trump ingin menghidupkan kembali perundingan perdamaian Israel-Palestina.
“Presiden Trump juga ingin menemukan solusi yang adil untuk konflik Israel- Palestina,” lanjutnya.
Tetapi, Mike Pence tidak menyebutkan solusi kedua-negara untuk konflik itu. Bulan lalu presiden Trump mengatakan ia tidak mendukung solusi dua negara. Itu menggembirakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah mundur dari komitmen sebelumnya untuk solusi dua-negara dan berbalik menuntut konsesi Palestina yang lebih besar.
Netanyahu menegaskan lagi hal itu dalam pesan video kepada para delegasi AIPAC. Ia mengatakan, “Kita mengajarkan perdamaian kepada anak-anak kita. Dan sekarang saatnya bagi penguasa Palestina untuk melakukan hal yang sama. Mereka (harus) berhenti mengajarkan kebencian kepada anak-anak mereka...... Mereka harus, di atas segalanya dan untuk selamanya, mengakui negara Yahudi.”
Para pemimpin Palestina seperti Presiden Mahmoud Abbas menyalahkan Israel atas tidak adanya perdamaian - dengan mengatakan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah yang akan menjadi negara Palestina harus berhenti sebelum pembicaraan dimulai.
Konferensi AIPAC juga melihat munculnya bintang baru di kalangan masyarakat Amerika yang pro-Israel, yaitu Duta Besar Amerika yang baru untuk PBB, Nikki Haley.
“Ada banyak ancaman terhadap perdamaian dan keamanan. Tetapi Amerika tidak akan membiarkan sahabat demokratis nomor satunya di Timur Tengah diancam,” tegas Haley.
Penuturan Halley mengenai bagaimana ia telah melawan musuh-musuh Israel di PBB mendapat tepukan paling meriah dalam konferensi. [sp/ds]