AS akan memperkuat pasukannya yang sekarang ini melindungi ladang-ladang minyak dan fasilitas lainnya di Suriah Timur dari kelompok teror ISIS, meskipun sebagian besar tentaranya ditarik dari negara itu.
“Kami sekarang mengambil tindakan: saya tidak akan merincinya, untuk memperkuat posisi kami di Deir el-Zour, untuk memastikan kita dapat menutup akses ISIS ke ladang-ladang minyak,” kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper kepada wartawan, Jumat (25/10). Ia berbicara menyusul serangkaian pertemuan dengan sekutu-sekutu NATO di Brussels.
“Kami ingin memastikan bahwa mereka tidak memiliki akses ke sumberdaya yang akan memungkinkan mereka menyerang dari dalam kawasan, untuk menyerang Eropa, untuk menyerang AS,” ujarnya.
AS telah mempertahankan sekitar 1.000 anggota pasukan khusus di Suriah Timur Laut, bekerja sama secara ekstensif bersama Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang kebanyakan anggotanya Kurdi, sebagai bagian dari upaya pimpinan AS untuk mengalahkan ISIS selama-lamanya.
Sejak pembebasan daerah terakhir yang dikuasai ISIS pada Maret lalu, AS dan SDF telah berfokus pada pembersihan sel-sel tidur ISIS yang tersisa dan untuk mencegah pemberontakan. Akan tetapi awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump memerintahkan penarikan pasukan AS menjelang serangan Turki yang bertujuan untuk membersihkan daerah perbatasan dari para pejuang Kurdi, yang oleh Ankara dianggap sebagai teroris.
“Tentara kita telah pergi dan meninggalkan Suriah ke tempat lain, lalu… PULANG KE RUMAH!,” tulis Trump dalam serangkaian cuitan hari Jumat, hampir setengah jam sebelum Esper berbicara. [uh/lt]