Presiden Suriah Bashar al-Assad menyebut perjanjian zona demiliterisasi untuk provinsi Idlib, yang dicapai antara Rusia dan Turki, sebagai "upaya sementara."
Menurut media Suriah yang dikelola pemerintah, Assad mengatakan dalam pertemuan Partai Baath hari Minggu bahwa perjanjian bulan lalu itu bertujuan untuk "mencegah pertumpahan darah."
Tetapi Assad tidak mengesampingkan segala serangan militer di masa depan, mengatakan tujuan Suriah adalah untuk memulihkan kontrol pemerintah di seluruh negara itu.
Provinsi Idlib di Suriah utara berbatasan dengan Turki dan merupakan wilayah besar terakhir di Suriah yang dikuasai pemberontak.
Perjanjian yang disepakati bulan September itu mengatur dibentuknya zona penyangga demiliterisasi di Idlib untuk memisahkan pasukan pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak. (vm)
BACA JUGA: Sekjen PBB Sambut Baik Penurunan Ketegangan di Idlib, Suriah