Australia Dituduh Perlakukan Pengungsi 'Seperti Binatang'

Ribuan orang berdemonstrasi untuk mendukung 600 migran di Pulau Manus, Papua Nugini, dalam aksi protes di Melbourne hari Sabtu (4/11).

Ribuan orang berdemonstrasi di Melbourne hari Sabtu (4/11). Mereka mendukung 600 migran yang menolak meninggalkan kamp yang dikelola Australia di Papua Nugini (PNG) dan ditutup pekan ini. Kamp di Pulau Manus itu dinilai "tidak konstitusional" oleh pengadilan PNG tahun lalu. Australia dengan tegas menolak menerima pengungsi itu, sementara Selandia Baru menawarkan menerima sebagian dari mereka.

Demonstran menilai pemerintah Australia "memperlakukan orang-orang itu seperti binatang" dan menuntut agar mereka diizinkan bermukim di Australia.

Sebanyak 600 Pengungsi dan pencari suaka masih berada di dalam kamp di Pulau Manus, Papua Nugini (PNG). Australia menginginkan mereka pindah ke unit-unit akomodasi baru tetapi orang-orang itu takut akan diserang lagi oleh penduduk setempat, yang menolak kehadiran mereka di pulau itu. Unit-unit itu dibangun Australia di komunitas Lorengau, PNG. Tetapi PBB mengatakan sebagian perumahan komunitas baru itu belum siap, klaim yang dibantah Australia.

Aktivis yang berdemonstrasi di Melbourne menuduh Australia hendak "membuat pengungsi kelaparan supaya pasrah." Di antara mereka terdapat sekitar 90 Muslim Rohingya dari Myanmar, sekitar 200 orang dari Iran, dan lainnya dari Afghanistan, Somalia dan Pakistan.

Pasokan makanan, obat-obat, listrik dan air telah dihentikan dari bekas pusat penahanan tersebut.

Pengungsi Sudan Abdul Aziz Adam menuduh Australia menelantarkan pengungsi, dan berharap Selandia Baru akan menawarkan tempat perlindungan bagi mereka.

"Australia menolak memberi kami kebutuhan dasar seperti air dan makanan. Mereka sengaja membuat kami kelaparan. Mereka menginginkan kami dimukimkan kembali di Papua Nugini yang bahkan orang di sana tidak menginginkan kami bermukim di negara mereka. Dan kami di Pulau Manus sudah putus asa. Satu-satunya harapan kami sekarang adalah pemerintah Selandia Baru. Yang terhormat Perdana Menteri Selandia Baru, kami memohon dan mengharap belas kasih Anda untuk membantu kami. Kami membutuhkan bantuan Anda," kata Adam.

Perdana Menteri Selandia Baru yang berasal dari Partai Buruh, Jacinda Ardern diperkirakan akan mendesak rekan setaranya yang berhaluan kanan, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, agar mengizinkan negaranya menerima sebagian pengungsi yang ditahan di Pulau Manus dan kamp migran Australia lainnya di Nauru. Kedua pemimpin bertemu di Sydney hari Minggu.

Sejak tahun 2013, Australia menahan semua pencari suaka yang mencoba masuk ke negara itu dengan kapal, dalam kamp-kamp di Pasifik Selatan. Menurut Australia, kebijakan itu mencegah migran bertaruh nyawa di laut dan melindungi perbatasan maritimnya. Pengeritik berpendapat, tindakan tersebut bersifat menghukum dan ekstrem.

Aktor Australia Russell Crowe mengatakan, perlakuan Australia terhadap pengungsi yang ditahan di Papua Nugini "memalukan bangsa". [ka/jm]