Australia Gagalkan Rencana Teror

Dua perempuan berdiri dekat polisi yang memblokir jalan di tengah penggeledahan sebuah rumah di Meadow Heights, pinggiran kota Melbourne, Australia (23/12).

Penangkapan di Melbourne terjadi hanya beberapa hari setelah sebuah truk menghantam kerumunan orang di sebuah pasar di Berlin, Jerman dan menewaskan 12 orang.

Beberapa orang yang dilaporkan merencanakan serangkaian serangan bom di Melbourne, Australia, pada hari Natal, telah ditangkap, kata polisi hari Jumat (23/12).

“Ini adalah pencegahan yang serius atas rencana serangan teroris di Melbourne,” kata Komisaris polisi federal Australia Andrew Colvin di Sydney.

“Kami yakin sepenuhnya telah menghilangkan ancaman ini sama sekali,” tambahnya.

Awalnya ada tujuh orang yang ditangkap, semuanya berumur 20an, kata polisi. Tapi dua orang, seorang laki-laki dan seorang perempuan dibebaskan hari Jumat.

Para tersangka itu adalah orang-orang yang menjadi radikal dan terinspirasi oleh propaganda Negara Islam (ISIS), kata kepala polisi negara bagian Victoria, Graham Ashton.

Orang-orang itu tambahnya, berencana menyerang lokasi-lokasi penting di Melbourne, kota terbesar kedua di Australia, termasuk stasiun kereta api di Flinders Street, Federation Square dan gereja St. Paul.

“Kami telah mengadakan penyelidikan kriminal selama dua minggu terakhir atas apa yang kami yakini sebagai rencana serangan teroris, “kata Ashton kepada wartawan.

“Kami juga yakin mereka berencana melakukan serangan dengan berbagai cara, kemungkinan pada hari Natal,” tambahnya.

Polisi mengerahkan kira-kira 400 orang petugas untuk membongkar komplotan itu hari Kamis malam dan Jumat pagi.

Perdana Menteri negara bagian Victoria Daniel Andrews mengatakan sejumlah polisi tambahan akan ditugaskan di Melbourne pada hari Minggu, sebagai tindakan berjaga-jaga pada hari Natal itu.

Penangkapan yang terjadi di Melbourne itu hanya beberapa hari setelah sebuah truk menghantam kerumunan orang di sebuah pasar di Berlin, Jerman dan menewaskan 12 orang serta melukai puluhan lainnya. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. [isa/sp]