Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon hari Rabu (30/3) mengatakan PBB “sangat menghargai upaya-upaya politik” untuk mengatasi krisis pengungsi meskipun ada keberatan dari Badan Pengungsi PBB terkait kesepakatan baru-baru ini antara Uni Eropa dan Turki.
Menurut juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) Melissa Fleming, tanggal 22 Maret lalu mereka menarik stafnya dari fasilitas di Lesbos dan pulau-pulau Yunani lain dengan mengemukakan keprihatinan bahwa kesepakatan itu “dilaksanakan sebelum langkah-langkah keamanan yang diperlukan dilaksanakan di Yunani”
Berdasarkan kesepakatan 20 Maret itu, pihak berwenang Yunani akan menahan pengungsi yang baru tiba dan mengirim mereka kembali ke Turki sementara Uni Eropa akan memukimkan lebih banyak pengungsi dari kamp di Turki dan mempercepat bantuan keuangan untuk Turki.
Setelah perjanjian itu berlaku Yunani mulai menangkap setiap orang yang tiba dengan kapal dari Turki, menahan mereka di pusat-pusat pendaftaran yang diawasi Uni Eropa, yang disebut “hotspot,” dalam apa yang digambarkan pejabat pemerintah Yunani sebagai “pengawasan wajib”.
Ban Ki-moon menyampaikan komentar itu pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven di Stockholm.
Ia juga menekankan perlunya mengatasi “akar penyebab” krisis pengungsi dengan melawan kelompok Negara Islam (ISIS), memperluas gencatan senjata Suriah dan mencapai kemajuan dalam perundingan-perundingan perdamaian. [my/ds]