Biden Kritik Rencana Pembangunan Yerusalem Timur

Biden berbicara berdampingan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, hari Rabu ini, 10 Maret 2010.

Biden berbicara dengan Mahmoud Abbas setelah keduanya mengadakan pembicaraan di kota Ramallah, wilayah pendudukan Tepi Barat.

Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan rencana Israel untuk membangun rumah-rumah baru di wilayah sengketa Yerusalem Timur “merongrong” rasa saling percaya yang diperlukan untuk memulai kembali perundingan perdamaian Israel Palestina.

Biden berbicara pada hari Rabu ini berdampingan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas setelah keduanya mengadakan pembicaraan di kota Ramallah, wilayah pendudukan Tepi Barat. Wakil Presiden Biden mendesak Israel dan Palestina agar membangun suasana “yang mendukung” perundingan dan “bukan malah memperumitnya."

Sebelumnya, Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad memberitahu Biden bahwa rencana pembangunan rumah Israel itu “merusak” upaya-upaya Amerika untuk memulai kembali perundingan perdamaian.

Rencana yang disetujui hari Selasa oleh kementerian dalam negeri Israel memberi izin bagi pembangunan 1600 apartemen baru di Ramat Shlomo, permukiman Yahudi ultra-Orthodox yang dibangun di wilayah yang direbut Israel pada Perang Timur Tengah tahun 1967. Palestina ingin bagian timur kota itu menjadi ibukota negara Palestina di masa mendatang.

Menteri Dalam Negeri Israel Eli Yishai hari Rabu meminta maaf sehubungan dengan waktu dikeluarkannya pengumuman itu, seraya menyatakan hal tersebut telah mempermalukan Biden, yang sedang melakukan lawatan pertamanya ke Israel sejak ia menjabat. Namun Netanyahu belum mengambil tindakan untuk mengubah keputusan tersebut.