Media pemerintah Korea Utara pada Minggu (3/11) merilis sebuah buku putih yang menuding Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengekspos negaranya pada bahaya perang nuklir melalui kebijakannya terhadap Korea Utara.
Dokumen tersebut, yang disusun oleh Institut Studi Negara Musuh Korea Utara dan dirilis oleh kantor berita negara KCNA, mengkritik “pernyataan sembrono” Yoon tentang perang, mengabaikan unsur-unsur perjanjian antar-Korea, terlibat dalam perencanaan perang nuklir dengan Amerika Serikat, dan berupaya hubungan yang lebih erat dengan Jepang dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantik Treaty Organization/NATO).
“Langkah militer Korea Selatan yang kian memburuk hanya menghasilkan konsekuensi paradoks dengan mendorong [Korea Utara] untuk menimbun senjata nuklirnya dalam jumlah yang eksponensial dan mengembangkan lebih jauh kemampuan serangan nuklirnya,” kata surat kabar itu.
BACA JUGA: Korea Utara Sesumbar Rudal Jarak Jauh Barunya Dapat Menjangkau ASYoon, seorang politisi konservatif, telah mengambil tindakan keras terhadap Korea Utara, yang terus mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal balistiknya. Hal itu bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pemerintahannya menyalahkan Korea Utara karena meningkatkan ketegangan dengan uji coba senjata dan memberikan bantuan militer serta pasukan untuk membantu perang Rusia di Ukraina.
Pyongyang telah mengambil sejumlah langkah untuk memutuskan hubungan antar-Korea, mendefinisikan kembali Korea Selatan sebagai negara musuh yang terpisah dan bermusuhan sejak Kim Jong Un menyatakan Korea Selatan sebagai “musuh utama” pada awal tahun ini. Kim juga mengatakan bahwa penyatuan dengan Korea Selatan tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan.
Korea Utara meledakkan beberapa bagian jalan dan jalur kereta api antar-Korea di sisi perbatasan yang dijaga ketat antara kedua Korea pada bulan lalu. Citra satelit menunjukkan bahwa negara tersebut telah membangun parit besar di bekas perlintasan tersebut.
Your browser doesn’t support HTML5
Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah perang mereka pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Kedua Korea juga pernah bentrok terkait balon sampah yang diterbangkan dari Korea Utara sejak Mei. Pyongyang mengatakan peluncuran tersebut merupakan respons terhadap balon yang dikirim oleh aktivis anti-rezim di Korea Selatan.
Buku putih yang dirilis pada Minggu itu juga mencantumkan sejumlah masalah politik dalam negeri yang dihadapi Yoon, termasuk skandal yang melibatkan istrinya, yang telah mendorong tingkat dukungan terhadap dirinya ke rekor terendah. [ft/ah]