China Mungkin Akan Tutup Gereja-Gereja Selama KTT G20 di Hangzhou

ARSIP – Seorang anggota jemaat gereja di Geraja Kristen Desa Zengshan berdiri dekat tumpukan batu yang ditumpuk di depan gerbang untuk mencegah karyawan pemerintah memasuki halaman untuk merubuhkan salib (16/7/2014). Desa, Zengshan, Provinsi Zhejiang. China. (foto: AP Photo/Didi Tang, dok.)

Selama China menjadi tuan rumah untuk KTT G20 di Hangzhou, gereja-gereja di kota tersebut diperintahkan untuk ditutup. Pemerintah telah melarang kegiatan keagamaan berskala besar sampai empat hari setelah KTT itu

Pihak berwenang China dilaporkan telah memerintahkan penutupan gereja-gereja di kota yang menjadi tuan rumah KTT G20 akhir tahun ini dengan alasan untuk "menciptakan lingkungan yang aman" bagi para pemimpin dunia ketika mereka bertemu.

Kepala-kepala negara akan terbang ke Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang, pada awal September untuk pertemuan dua hari yang diselenggarakan oleh Presiden Xi Jinping.

Dalam upaya mengurangi kemacetan, pejabat lokal telah menetapkan hari libur umum selama seminggu bertepatan dengan pertemuan puncak G20 dan dilaporkan berusaha meyakinkan ribuan warga agar meninggalkan kota itu.

Sekarang muncul laporan bahwa pemerintah juga melarang ibadah selama KTT tahunan tersebut.

Menurut tabloid Komunis Global Times, distrik Xiaoshan, di mana pertemuan G20 akan diselenggarakan, telah melarang kegiatan keagamaan berskala besar sampai empat hari setelah KTT itu.

Laporan Radio Free Asia mengatakan gereja tidak resmi di kota itu juga telah diperintahkan untuk tidak berkumpul. [as/uh]