Kelompok-kelompok milisi dukungan Iran yang memprotes serangan udara AS di Irak, hari Rabu (1/1) menarik diri dari Kedutaan Besar AS di Baghdad setelah hari kedua demonstrasi, sementara Iran dan Amerika saling mengancam.
Sebelumnya, personil keamanan AS menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah ratusan demonstran setelah demonstran melemparkan batu ke arah gedung dan mencoba membakar dinding dan pos keamanan di pintu masuk utama kompleks itu.
Demonstrasi-demonstrasi itu menarget AS sebagai tanggapan atas serangan udara Amerika pada hari Minggu (29/12) terhadap kelompok milisi yang didukung Iran, Kataeb Hezbollah, yang dikatakan Washington sebagai tanggapan atas pembunuhan seorang kontraktor AS dalam serangan roket pekan lalu.
Brian Hook, perwakilan khusus AS untuk Iran, mengatakan kepada CNN, "Para diplomat kita aman demikian pula kedutaan kita. Hari ini situasinya jauh lebih baik. Tidak ada ancaman langsung terhadap properti atau personil Amerika."
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidato di televisi pemerintah, mengecam serangan Amerika terhadap jaringan paramiliter Hashsha-Shaabi di Irak barat.
"Saya dan pemerintah serta bangsa Iran sangat mengutuk kejahatan Amerika ini," kata Khamenei.
Pemimpin Iran itu mengklaim Iran tidak terlibat dengan demonstrasi di Baghdad itu, mengutuk ancaman Presiden AS Donald Trump pada Malam Tahun Baru bahwa Iran "akan membayar sangat mahal" jika merusak kedutaan AS atau melukai personel Amerika yang ditugaskan di sana.
"Ini bukan peringatan. Ini ancaman," tegas Trump. (my/jm)