Sebuah laporan yang disampaikan kepada hakim federal AS menyatakan bahwa pemeriksaan email mantan menteri luar negeri Hillary Clinton menunjukkan sampai 305 dari email itu kemungkinan memuat informasi rahasia.
Departemen Luar Negeri mengajukan laporan itu Senin (17/8) setelah pemeriksaan kembali oleh para pejabat intelijen yang ditugaskan menganalisa email dari server pribadi Clinton, yang digunakannya untuk mengirim dan menerima pesan selama masa jabatannya sebagai menteri luar negeri. Clinton sekarang merupakan kandidat terkuat untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
Departemen Luar Negeri mengatakan ke-305 email yang kemungkinan memuat data rahasia itu merupakan 5 persen dari semua pesan yang telah dianalisa sejauh ini.
Gugatan hukum diajukan terhadap Departemen Luar Negeri yang memaksanya memeriksa email dalam server pribadi Clinton. Email yang didapati mempunyai kemungkinan memuat informasi rahasia akan diteruskan ke badan-badan federal lain untuk diperiksa lebih jauh.
Clinton selama ini berkeras dia tidak pernah mengirim informasi rahasia, dan bahwa dia tidak pernah menerima informasi dari pihak lain yang ditandai “rahasia” pada waktu itu.
Mantan menteri luar negeri itu menyerahkan server email pribadinya pekan lalu. Dia telah ditekan oleh faksi Republik di Kongres untuk menyerahkan server itu sejak terungkap bulan Maret bahwa dia menggunakan akun email pribadinya untuk mengirim surat dinas.
Para pengeritik telah menuduhnya berusaha menyembunyikan komunikasi kontroversial dalam akun pribadinya, termasuk komunikasi mengenai serangan teroris maut terhadap konsulat Amerika di Benghazi, Libya tahun 2012.