Di Tengah Protes, China Tegakkan Sanksi Lebih Keras terhadap Korut

ARSIP - Seorang pedagang membawa sekeranjang ikan segar di pasar makanan laut di Quanzhou, provinsi Fujian (foto: REUTERS/Stringer)

Importir makanan laut di China Timurlaut turun ke jalan-jalan sambil menyaksikan produk-produk makanan laut beku meleleh di truk-truk yang dilarang melewati perbatasan negara itu dengan Korea Utara, setelah Beijing mulai memberlakukan serangkaian sanksi-sanksi ekonomi baru.

Walaupun ada kemarahan publik di dalam negeri China, negara-negara lain mendesak China agar berperan lebih besar dalam menghukum Pyongyang di tengah-tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea.

Tetapi para analis menyatakan Beijing tidak ingin menjadi target pembalasan dan tidak memiliki pengaruh di Korea Utara – meskipun hubungannya yang telah berlangsung lama dengan negara terkucil itu.

China Selasa malam mengeluarkan pemberitahuan mengenai penghentian impor besi, timah hitam, batu bara dan makanan laut dari Pyongyang, yang berlaku efektif keesokan harinya.

Ini membuat para importir makanan laut di provinsi Jilin terkejut. Mereka bergegas mengirim truk-truk bermuatan makanan laut beku dari Pyongyang sebelum tengah malam.

Sebuah klip video dari media sosial China memperlihatkan jembatan di perbatasan dipadati puluhan truk peti kemas bermuatan kepiting, udang dan cumi-cumi beku yang meleleh dan berisiko rusak beberapa jam kemudian.

Foto-foto di Internet lebih jauh menunjukkan tentang protes yang terjadi kemudian. [uh/ab]