Petugas penyelamat terus berupaya membebaskan 23 penambang yang terperangkap di bawah tanah tambang emas dan tembaga di Papua Barat. Lima penambang tewas ketika terowongan tambang runtuh.
JAKARTA —
39 Pekerja Freeport dilaporkan menjalani pelatihan keselamatan di fasilitas pelatihan bawah tanah di tambang Grasberg Freeport-McMoRan ketika terowongan itu runtuh Selasa lalu.
Pejabat-pejabat Freeport mengukuhkan lima orang tewas akibat kecelakaan itu. Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 11 korban selamat, semua dilaporkan dalam kondisi stabil.
Tetapi nasib 23 karyawan yang masih berada di bawah tanah belum jelas.
Tim penyelamat memompakan oksigen ke dalam terowongan itu sementara mereka berusaha menolong mereka yang terjebak. Perusahaan menilai upaya penyelamatan itu sangat rumit.
Ruang yang sempit dan terowongan yang mungkin tidak stabil hanya memungkinkan penggunaan alat-alat manual, sampai alat berat bisa dengan aman digunakan hari Kamis.
Daisy Primayanti, wakil presiden komunikasi perusahaan pada PT. Freeport Indonesia, anak perusahaan lokal Freeport-McMoRan, mengatakan tim penyelamat bekerja terus menerus untuk membuka akses masuk ke terowongan.
"Sepertinya kini mereka mampu membuka akses ke terowongan, jadi kami berharap bisa mengevakuasi lebih banyak korban selamat. Kami berharap penggunaan alat berat bisa mempercepat proses itu," ujar Daisy.
Menurut Primayanti, tentu ada perkembangan yang signifikan mengenai upaya penyelamatan hari Jumat.
Upaya penyelamatan dilakukan bersama oleh PT. Freeport Indonesia, polisi setempat dan militer Indonesia.
Freeport kini sudah dua hari menghentikan produksi di lokasi tambang - langkah yang dikatakan untuk mengenang pekerja yang meninggal dan luka-luka.
Sampai 1.000 pekerja yang marah dilaporkan melancarkan aksi protes di dekat tambang itu hari Rabu, aksi terbaru dalam serangkaian protes yang telah menghambat produksi selama beberapa tahun terakhir.
Tahun 2011, pekerja di tambang Grasberg melancarkan aksi mogok tiga bulan. Aksi berakhir setelah upah mereka dinaikkan.
Tambang Grasberg adalah tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan memiliki cadangan emas terbesar di dunia.
Tanah longsor di tambang Grasberg, yang mempekerjakan 24 ribu orang, telah merenggut 11 korban sejak tahun 2003.
Pejabat-pejabat Freeport mengukuhkan lima orang tewas akibat kecelakaan itu. Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 11 korban selamat, semua dilaporkan dalam kondisi stabil.
Tetapi nasib 23 karyawan yang masih berada di bawah tanah belum jelas.
Tim penyelamat memompakan oksigen ke dalam terowongan itu sementara mereka berusaha menolong mereka yang terjebak. Perusahaan menilai upaya penyelamatan itu sangat rumit.
Ruang yang sempit dan terowongan yang mungkin tidak stabil hanya memungkinkan penggunaan alat-alat manual, sampai alat berat bisa dengan aman digunakan hari Kamis.
Daisy Primayanti, wakil presiden komunikasi perusahaan pada PT. Freeport Indonesia, anak perusahaan lokal Freeport-McMoRan, mengatakan tim penyelamat bekerja terus menerus untuk membuka akses masuk ke terowongan.
"Sepertinya kini mereka mampu membuka akses ke terowongan, jadi kami berharap bisa mengevakuasi lebih banyak korban selamat. Kami berharap penggunaan alat berat bisa mempercepat proses itu," ujar Daisy.
Menurut Primayanti, tentu ada perkembangan yang signifikan mengenai upaya penyelamatan hari Jumat.
Upaya penyelamatan dilakukan bersama oleh PT. Freeport Indonesia, polisi setempat dan militer Indonesia.
Freeport kini sudah dua hari menghentikan produksi di lokasi tambang - langkah yang dikatakan untuk mengenang pekerja yang meninggal dan luka-luka.
Sampai 1.000 pekerja yang marah dilaporkan melancarkan aksi protes di dekat tambang itu hari Rabu, aksi terbaru dalam serangkaian protes yang telah menghambat produksi selama beberapa tahun terakhir.
Tahun 2011, pekerja di tambang Grasberg melancarkan aksi mogok tiga bulan. Aksi berakhir setelah upah mereka dinaikkan.
Tambang Grasberg adalah tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan memiliki cadangan emas terbesar di dunia.
Tanah longsor di tambang Grasberg, yang mempekerjakan 24 ribu orang, telah merenggut 11 korban sejak tahun 2003.