2 Kubu Terus Berunjuk Rasa di Lapangan Tahrir, Kairo

  • Edward Yeranian

Kelompok Salafi, salah satu dari dua kubu, berunjuk rasa setelah sholat Jumat di Lapangan Tahrir, pusat kota Kairo (27/4).

Massa aktivis pro-demokrasi dan massa Islam fundamentalis berunjuk rasa bersaing di berbagai sudut di Lapangan Tahrir, Jumat, untuk minggu kedua.
Ratusan orang, kebanyakan di antaranya para pemuda, ikut dalam unjuk rasa hari Jumat, meneriakkan slogan-slogan menentang Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang berkuasa di Mesir. Jumlah pengunjukrasa tidak sebanyak apa yang telah digaung-gaungkan sebagai “unjuk rasa satu juta orang” dan menyorot peningkatan perpecahan di antara aktivis sekuler dan Islamis.

Kelompok Islam fundamentalis yang berjenggot, atau kaum Salafi, membangun sebuah podium terpisah yang berseberangan dengan saingan sekuler mereka, sementara kedua pihak berunjuk rasa.

Pengeras suara kelompok Salafi memperdengarkan ayat-ayat Al Quran sementara kelompok aktivis pemuda mengulangi slogan-slogan revolusi tahun lalu yang menggulingkan mantan presiden Hosni Mubarak.

Komisi Pemilihan Umum mengumumkan Kamis (26/4) daftar final 13 kandidat presiden. Sepuluh kandidat didiskualifikasi. Daftar itu mencakup dua tokoh Islamis berpengaruh, tetapi memulihkan pencalonan Ahmed Shafiq yang bekerja dalam pemerintahan Hosni Mubarak semasa pergolakan tahun lalu. Yang tidak termasuk dalam daftar adalah beberapa tokoh reformasi liberal yang memicu unjukrasa tahun lalu.

Editor dan penerbit Mesir berpengalaman Hisham Kassem berpendapat semangat revolusi kini memudar selagi ekonomi negara itu memburuk. Ia juga menilai dukungan bagi kelompok fundamentalis Islam telah berkurang.

“Secara keseluruhan kelompok Islamis telah kehilangan dukungan. Harapan orang terlalu tinggi dan saya kira kelompok liberal atau siapapun yang memenangkan pemilu tahun lalu mereka tidak bisa memperoleh dukungan yang lebih besar. Mereka pasti akan kehilangan dukungan beberapa persen," tandas Kassem. "Orang kini ingin bukti. Mereka tidak ingin sekedar mendengar jargon politik dan tidak merasakan bahwa hal itu tercermin dalam kehidupan mereka”.

Hisham Kaseem mengatakan parlemen telah berupaya menyingkirkan pemerintah tersebut dan menindak secara hukum orang yang dituduh telah menghina Islam, isu-isu yang tidak menggema dengan sebagian besar warga Mesir.

Pemungutan suara putaran pertama dijadwalkan tanggal 23-24 Mei. Jika tidak ada kandidat yang memenangkan lebih dari 50 persen suara, maka pemilu putaran kedua akan diadakan bulan Juni. Seorang pemenang akan diumumkan pada tanggal 21 Juni. Pihak militer Mesir telah berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil selambat-lambatnya pada bulan Juni.