Dubes AS untuk PBB Bela Keputusan Trump Soal Perjanjian Nuklir Iran

  • Michael Bowman

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley di kantor PBB, 28 September 2017. (Foto: dok).

Washington sekarang harus memutuskan tindakan selanjutnya setelah Presiden Donald Trump menolak untuk mengukuhkan kepatuhan Iran terhadap perjanjian nuklir yang ditandatangani Teheran bersama dengan negara-negara kuat terkemuka lainnya pada tahun 2015.

Beberapa hari lalu Presiden Trump mengakhiri ketegangan terkait perjanjian nuklir Iran. Ia mengatakan,

"Kita tidak dapat dan tidak akan mengeluarkan pengukuhan ini," kata Presiden Trump.

Pemerintahannya kini membela keputusan itu, yang dapat menyingkirkan unsur penting lain dari peninggalan kebijakan mantan Presiden Barack Obama: suatu perjanjian yang membekukan selama 10 tahun sebagian besar aktivitas nuklir Teheran, namun membuat program misil Iran dan isu-isu lainnya tidak terselesaikan.

Nikki Haley, Duta Besar Amerika untuk PBB dalam acara ABC This Week mengemukakan, "Kita harus meminta pertanggungjawaban mereka. Mereka tidak dapat terus mendukung terorisme di seluruh dunia seperti yang kita lihat sedang mereka lakukan. Mereka tidak dapat melakukan uji coba misil balistik, yang akan mengarah pada kepemilikan senjata nuklir oleh Iran."

Sementara perdana menteri Israel memuji langkah Trump itu, para penandatangan perjanjian nuklir tersebut menyatakan gelisah.

Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menyatakan, "Kami di Eropa, Jerman, Perancis, Inggris dan Uni Eropa, kami mendukung perjanjian ini dengan Iran, kami ingin mempertahankan perjanjian ini."

Kekhawatiran mereka juga melampaui soal Iran.

Sigmar Gabriel menambahkan, "Perjanjian dengan Iran telah menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa mungkin sekali mencegah perang dengan perundingan, dan yang terutama, untuk mencegah suatu negara mempersenjatai diri dengan senjata nuklir. Penghancuran perjanjian ini akan berarti bahwa pihak-pihak lain di seluruh dunia tidak akan lagi bergantung pada perjanjian semacam itu. Karena itu ada bahaya yang jauh melampaui Iran."

Duta Besar Nikki Haley mengemukakan, "Iran sekarang ini tidak menyatakan Matilah Jerman. Mereka mengatakan Matilah Amerika."

Pemerintah Amerika menyatakan Presiden Trump sadar sepenuhnya bahwa keputusan mengenai perjanjian dengan Iran dipantau dengan cermat di Pyongyang.

Nikki Haley menambahkan, "Ini mengirim pesan yang sempurna untuk Korea Utara, yakni: kami tidak akan terlibat dalam suatu kesepakatan yang buruk, dan apabila kami menghadapi kesepakatan itu, kami akan meminta mereka bertanggungjawab. Kami tidak akan melihat dengan cara lain hanya karena kami mencapai suatu kesepakatan."

Sekarang ini, Kongres Amerika dapat mengevaluasinya. Meskipun banyak anggota fraksi Demokrat mengkritik langkah presiden, sejumlah tokoh terkemuka fraksi Republik menganggapnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki perjanjian yang dianggap cacat itu.

Senator Republik Susan Collins mengemukakan, "Berdasarkan perjanjian, Iran memiliki apa yang saya sebut jalur untuk membuat senjata nuklir. Jadi kita harus berusaha memperbaikinya, dan inilah yang saya harap Kongres akan lakukan dan saya berharap presiden akan berkonsultasi sepenuhnya dengan sekutu-sekutu kita, karena ini adalah suatu perjanjian multilateral, bukan bilateral."

Menanggapi keputusan Trump, presiden Iran bertekad akan terus mematuhi perjanjian nuklir. Tetapi ia juga menyatakan bahwa pembuatan misil dan senjata lainnya akan dilanjutkan. [uh/ab]