Ekonomi Indonesia Melambat Akibat Kebijakan AS dan Koreksi IMF

  • Iris Gera

A man walks his camel across the Liwa Oasis, southwest of the Emirati capital, Abu Dhabi.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2014 melemah dibanding sebelumnya.

Menko bidang Perekonomian, Chairul Tanjung berpendapat, kondisi tersebut disebabkan faktor global, terutama akibat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat dan koreksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.

Kepada pers di Jakarta, Kamis, Menko Chairul Tanjung mengatakan, situasi global menjadi penyebab melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menko Chairul Tanjung menanggapi pengumuman terbaru dari BPS terkait pertutumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen. Angka tersebut terendah sejak tahun 2009.

"Itu tentu tidak terlepas dari situasi global, dalam perekonomian dunia yang terjadi pada akhir-akhir ini. Pertama, IMF mengoreksi lagi laju pertumbuhan ekonomi dunia di bulan Juli. IMF mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia pada bulan April sebesar 3,7 persen, dikoreksi kembali pada bulan Juli menjadi 3,4 persen. Melihat kondisi seperti ini maka ekonomi global memang masih dalam tahapan konsolidasi,” ujar Chairul.

Menko Chairul Tanjung menambahkan selain koreksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat mengurangi stimulus fiskal juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai negara berkembang ditegaskan Menko Chairul Tanjung, Indonesia merasakan dampak negatif dari kebijakan tersebut karena berpengaruh signifikan terhadap turunnya harga berbagai komoditas yang menjadi andalan kinerja ekspor Indonesia di antaranya kelapa sawit dan batu bara.

Sebelumnya Kepala BPS, Suryamin mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2014 melemah dibanding pertumbuhan-pertumbuhan sebelumnya.

“Ekonomi Indonesia triwulan II-2014 tumbuh 5,12 persen, kalau dibandingkan tahun lalu memang ini terendah juga,” kata Suryamin.

BPS juga mencatat, struktur perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2014 masih didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa, kemudian diikuti Pulau Sumetara, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi.