Facebook melarang empat kelompok pemberontak bersenjata di Myanmar menggunakan platformnya.
Raksasa media sosial yang bermarkas di Amerika itu mengumumkan Selasa (5/2) dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa pihaknya telah menunjuk Tentara Arakan, Tentara Aliansi Demokrasi Myanmar, Tentara Kemerdekaan Kachin dan Pembebasan Ta'ang sebagai “organisasi berbahaya” sebagai alasan keputusannya untuk melarang kelompok-kelompok itu menggunakan situs tersebut. Pernyataan itu juga mengatakan akan menghapus “semua pujian, dukungan, dan representasi” yang terkait ddengan kelompok-kelompok itu segera setelah diketahuinya.
Ke-empat kelompok itu merupakan sebagian dari beberapa kelompok separatis berdasarkan etnis yang berjuang untuk memperoleh otonomi, identitas, dan wilayah dalam beberapa dasawarsa terakhir sejak Myanmar memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1948. Tentara Arakan dituduh membunuh 13 anggota polisi di Myanmar barat bulan lalu.
Facebook mengatakan ada “bukti nyata bahwa organisasi-organisasi itu bertanggung jawab atas serangan terhadap warga sipil” di Myanmar dan ingin mencegah mereka “menggunakan layanan kami untuk semakin mengobarkan ketegangan.” [lt]