Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Rabu (1/7) mengatakan akan memperketat pengawasan di media sosial, beberapa hari setelah ada pernyataan di Twitter tentang putri dan menantunya.
"Turki bukan bahan olok-olok," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada anggota partainya. "Kita akan menindak orang-orang yang melecehkan badan eksekutif dan peradilan negara ini," katanya.
Anak perempuan tertua Erdogan, Esra Erdogan, dan menantunya, Menteri Keuangan, Berat Albayrak dilaporkan menjadi sasaran apa yang disebut, "tweet menghina" setelah pasangan itu mengumumkan kelahiran anak keempat mereka di media sosial.
Sebelas dari 19 pengguna Twitter yang diduga menghina keluarga Erdogan ditahan, kata polisi Turki dalam pernyataan hari Rabu.
"Apakah Anda sekarang mengerti mengapa kita menentang platform media sosial seperti YouTube, Twitter, dan Netflix?" tanya Erdogan ketika berpidato kepada partainya. Erdogan mengatakan platform media sosial tersebut tidak sesuai dengan Turki dan ingin menutup, mengaturnya lewat RUU yang akan diajukan kepada parlemen secepatnya.
Tekad Presiden Turki itu untuk memperketat kontrol terhadap media sosial, akan memaksa perusahaan-perusahaan itu mendirikan perusahaannya secara legal di Turki, yang berarti bisa dimintai pertanggungjawaban finansial dan patuh terhadap keputusan pengadilan Turki.
Selain Erdogan mengusulkan perusahaan media sosial membuka kantor di Turki, Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun mengatakan, "Adalah upaya yang sia-sia, berusaha menggambarkan pendekatan presiden sebagai tindakan represif dan pelarangan." [my/ii]